EKBIS.CO, LAMPUNG UTARA -- Meski menanam padi gogo itu rumit, namun dianggap hanya sebuah tantangan yang harus dihadapi penyuluh pertanian Lampung Utara saat mengajak petani di Kecamatan Abung Surakarta kembali menanam padi. Apalagi sebagian petani kapok setelah merugi dan memilih menanam ubi kayu karena lebih untung.
"Tidak mudah mengubah pola pikir petani bertanam padi gogo dan gogo rancah, karena dianggap rumit. Petani tidak mudah percaya kalau belum melihat buktinya," kata Wardoyo, Kepala Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Abung Surakarta tentang pengalaman pada 2018.
Agustinus, penyuluh di Desa Bandarsakti di musim tanam rendeng pada 2018 dibantu mengajak rekan-rekan penyuluh melakukan demonstration rice plot (Demplot). "Tiap penyuluh mengajak seorang petani di wilayah binaannya, diutamakan petani yang mempunyai lahan kering agar mau menanam padi gogo dengan benih hibrida dan budidaya yang mudah," kata Wardoyo.
Hasil panen mencapai 7,2 ton per hektar. Petani pun percaya setelah melihat bukti, bukan janji. Musim rendeng 2019 menandai banyaknya petani yang beralih menanam padi gogo dengan produktivitas 8 hingga 9 ton per hektar.
Kerja keras dan kerja cerdas Agustinus dkk diapresiasi oleh Kepala BPPSDMP Kementan, Dedi Nursyamsi setelah berhasil meyakinkan petani Abung Surakarta kembali menanam padi. "Pertanian jangan berhenti. Teruslah menanam," ucap dia.