EKBIS.CO, TEXAS -- Perusahaan minyak Amerika Serikat, ExxonMobil, melakukan konfigurasi ulang atas fasilitas produksinya di Lousiana untuk bisa memproduki hand sanitizer dengan target produksi 160 ribu galon. Hand sanitizer tersebut rencananya akan diberikan ke penyedia layanan kesehatan yang menangani pasien Covid-19.
Dilansir laman New York Post, Sabtu (25/4), pergeseran produksi perusahaan minyak ini lantaran anjloknya permintaan. Di sisi lain, produksi minyak dunia juga melimpah sementara harga menyentuh level terendah.
ExxonMobil sejatinya telah lama memproduksi alkohol isopropil sebagai salah satu dari banyak produknya. Alkohol isopropil merupakan salah satu bahan baku utama dalam membuat hand sanitizer.
Pada akhir Maret 2020 lalu, perusahaan mengumumkan kepada publik bahwa akan membantu upaya pencegahan penyebaran virus corona dengan terus memproduksi alkohol isopropil. Produk tersebut akan terus disediakan bagi pelanggan atau masyarakat di daerah yang membutuhkannya.
Namun, pada 24 April 2020, ExxonMobil mengumumkan langkah baru untuk membuat hand sanitizer di fasilitas produksi minyaknya dan akan menyumbangkannya ke garis terdepat yang melawan virus corona.
Sebelumnya, perusahaan-perusahaan minuman keras kelas dunia juga membuat langkah serupa pasca terjadinya kekurangan pasokan cairan pembersih tangan.
Seperti Bacardi, salah satu perusahaan minuman bergengsi di dunia mengalihkan produksi rum di Puerto Rico untuk membuat dan menyumbangkan pembersih tangan. Ada juga industri minuman dunia Belgia, Anheuser Busch InBev mengalihkan proses pembuatan bir non-alkohol untuk membuat hand sanitizer dan disumbangkan.
Berbagai industri kecil di seluruh dunia juga telah membuat dan mengemas cairan pencuci tangan untuk disumbangkan ke komunitas masing-masing.
Pembersih tangan dapat dibuat dari etil akohol, seperti etanol yang terdapat dalam minuman beralkohol. Selain itu bisa juga dari isopropil alkohol yang biasanya berasal dari bahan bakar fosil.