Warta Ekonomi.co.id, Jakarta
Aplikasi sharing community, Shooper, hari ini resmi diluncurkan di Indonesia. Aplikasi yang turut dikembangkan di MIT Sloan School of Management ini membantu pengguna mencari harga termurah untuk berbagai produk dari sejumlah supermarket, minimarket, dan toko offline di Indonesia.
"Melalui platform Shooper ini, kini masyarakat Indonesia bisa saling berbagi informasi yang bermanfaat dan saling membantu agar semua bisa mendapatkan harga termurah untuk kebutuhan sehari-hari," ucap Oka Simanjuntak, CEO & Founder Shooper dalam video conference, Rabu (29/4/2020).
Bermula dari sekumpulan ibu-ibu rumah tangga di daerah Bintaro, Tangerang Selatan, yang suka berbagi informasi tentang belanja sehari-hari mereka, Shooper saat ini merupakan teknologi yang memungkinkan berbagi informasi dengan masyarakat secara lebih luas.
Baca Juga: Telkomsel Rilis Mobile Security, Bidik Pelanggan Korporasi
Dengan memanfaatkan metode crowdsource, aplikasi yang tersedia di Android ini mengumpulkan struk belanja yang diunggah oleh pengguna, lalu data-data pada seluruh struk belanja diolah dan dipersembahkan kembali kepada para pengguna agar semua dapat mencari harga yang termurah.
Tech-startup ciptaan Indonesia ini menggunakan teknologi Human Augmentation, yakni penggabungan Artificial Intelligence dan Human Interaction untuk membaca dan mengolah data harga produk dari setiap struk belanja yang diunggah oleh pengguna.
Data-data ini dikelola dengan akurat dan dapat dimanfaatkan secara langsung oleh para pengguna untuk mencari harga termurah, membandingkan harga, dan menghemat belanja rumah tangga. Tentunya informasi harga dapat dipertanggungjawabkan karena ada bukti berupa struk belanja.
Meskipun fenomena belanja online cukup berkembang di Indonesia dewasa ini, namun menurut data Nielsen (2019), 95% masyarakat Indonesia masih berbelanja offline, terutama menyangkut barang kebutuhan sehari-hari. Manakala sudah banyak aplikasi untuk belanja online, baru Shooper yang hadir melayani 95% belanja offline.
Selain itu, sebagian besar masyarakat Indonesia sangat sensitif terhadap harga, terlebih lagi saat ini, keadaan ekonomi Indonesia sedang turun akibat pandemi Covid-19.
Masyarakat akan berusaha mencari harga termurah untuk setiap produk yang mereka butuhkan, tetapi hal ini menjadi sebuah masalah karena informasi harga terkini tidak selalu dapat ditemukan.
Dengan Shooper, pengguna bisa lebih pintar dalam menganalisis promosi yang umumnya hanya memperlihatkan harga promo dari beberapa jenis produk, sedangkan harga produk lain lebih mahal tetapi tidak diperlihatkan. Misalnya, supermarket mempromosikan minyak goreng dengan harga yang lebih murah untuk menarik pelanggan, tetapi harga sabun cuci dan barang-barang lainnya lebih mahal. Pada akhirnya, secara keseluruhan konsumen justru membayar lebih mahal, hanya karena mereka ingin menghemat satu jenis produk.
Baca Juga: Siap-siap Serbu Deretan Promo LinkAja Selama Ramadan!
"Bank Dunia melaporkan pengeluaran terbesar untuk rata-rata rumah tangga di Indonesia adalah untuk kebutuhan sehari-hari (grocery), yaitu sekitar 49% dari total pengeluaran. Maka, membeli barang-barang tersebut dengan harga terbaik sangat penting untuk masyarakat. Inilah yang dibantu oleh Shooper. Lebih dari itu, dengan fitur ShooperTrack, pengguna akan mendapatkan informasi pengeluaran bulanan yang detail dan membantu mereka me-manage anggaran rumah tangga dengan lebih pintar," tambah pria jebolan MIT Sloan School of Management ini.
Fitur Shooper yang populer adalah ShooperPoint, yakni universal point-reward di mana pengguna akan mendapat poin dari setiap struk belanja yang mereka unggah. Poin terkumpul dapat ditukarkan dengan berbagai hadiah menarik, seperti handphone Samsung, produk elektronik dan voucer belanja.
Sementara di fitur ShooperChef, tersedia berbagai macam resep yang dibagikan oleh sesama pengguna dan Shooper akan mencari lokasi pembelian bahan-bahan resep dengan harga termurah.