EKBIS.CO, JAKARTA -- Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo dalam peringatan Hari Buruh yang jatuh pada 1 Mei ini, memberikan semangat kepada buruh dan seluruh pemangku kepentingan di sektor pertanian untuk terus produktif. Terutama di tengah pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia.
"Tidak ada kata stagnan, apalagi mundur. Pembangunan pertanian harus bergerak maju," tulis Menteri Syahrul dalam akun resmi Twitter Kementerian Pertanian yang dikutip di Jakarta, Jumat (1/5).
Syahrul mengingatkan petani, eksportir hingga distributor dan pelaku usaha pertanian tetap produktif dalam menjaga kebutuhan konsumsi pangan, serta memastikan kelancaran distribusi pangan agar harga tetap stabil.
Adapun berdasarkan catatan Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), jumlah petani dan buruh tani di Indonesia mencapai 33,4 juta orang.
Dari jumlah tersebut, petani muda yang berusia 20 hingga 39 tahun hanya sekitar 2,7 juta orang atau delapan persen dari total petani Indonesia. Sementara, sisanya sebanyak 30,4 juta orang merupakan petani kolonial dengan usia di atas 39 tahun.
"Petani milenial jumlahnya masih sekitar 2,7 juta orang, hanya sekitar delapan persen dari total petani kita 33,4 juta orang. Sisanya, lebih dari 90 persen masuk petani yang sudah tua," kata Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi.
Bahkan, melalui data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2019, jumlah petani muda terjadi penurunan 415.789 orang dari periode 2017 ke 2018. Berdasarkan riset dari Institut Pertanian Bogor (IPB), Indonesia dapat mengalami krisis petani karena petani yang tersisa umurnya sudah mendekati usia 56 tahun sehingga hasil pertanian menjadi kurang produktif.
Dedi menilai perlunya pelopor pertanian yang diharapkan membuat jejaring usaha pertanian untuk menarik minat generasi milenial menekuni usaha di bidang pertanian. Selain untuk meningkatkan produktivitas tenaga kerja pertanian, petani milenial juga diharapkan meningkatkan produktivitas lahan dan komoditas.