Warta Ekonomi.co.id, Jakarta
Kekayaan CEO Amazon Jeff Bezos terus melonjak sejak awal tahun ini. Lonjakan tersebut membuat kekayaannya dua kali dari CEO Facebook, Mark Zuckerberg.
Melansir Business Insider, Jakarta, Minggu (3/5/2020), saat berita ini diturunkan, Menurut Bloomberg Billionaires Index kekayaan bersih Jeff Bezos diperkrakan mencapai USD140 miliar. Sedangkan Mark Zuckerberg hanya bernilai USD70 miliar.
Baca Juga: Fakta Baru Jeff Bezos Orang Terkaya Dunia, Kekayaannya Dua Kali Lipat dari Mark Zuckerberg!
Bezos adalah salah satu dari sedikit miliarder yang kekayaannya meningkat sejak awal pandemi coronavirus. CEO Amazon tersebut kekayaannya telah meningkat sebesar USD25 miliar sejak awal tahun ini.
Berkah di tengah bencana tersebut, menjadikannya orang terkaya di dunia. Serta menempatkannya USD35 miliar di depan miliarder terkaya kedua, Bill Gates.
Zuckerberg berada di peringkat sebagai orang terkaya kelima di indeks. Di mana kekayaannya menurun USD8,4 miliar dari kekayaan bersihnya sejak awal 2020.
Baca Juga: Jeff Bezos Makin Kaya di Tengah Corona, Ini Sarannya untuk Jinakkan Pandemi dan Kembalikan Ekonomi!
Peningkatan dramatis dalam kekayaan Bezos kemungkinan disebabkan oleh lonjakan besar permintaan yang dialami Amazon. Hal ini dikarenakan kebijakan lockdown dan dan pesanan antar ke rumah memaksa konsumen memasuki rumah mereka.
Laporan menunjukkan bahwa Amazon mengatasi permintaan yang sebanding dengan musim liburan puncak biasanya. Namun belum sepenuhnya berlayar untuk raksasa ritel.
Pekerja di AS dan Eropa telah memprotes langkah-langkah keamanan perusahaan tidak memadai karena coronavirus telah menyebar di dalam gudang.
Baca Juga: 4 Fakta Amazon Saat Masih Dirintis Jeff Bezos Si Orang Terkaya Dunia
Di Prancis, perintah pengadilan yang menetapkan bahwa perusahaan hanya mengirimkan barang-barang penting sampai membawa praktik keamanannya sesuai dengan kode menyebabkan Amazon untuk menutup semua gudang sampai setidaknya 5 Mei.
Amazon juga mendapat kecaman minggu ini dari Senator Josh Hawley, yang menyerukan penyelidikan antitrust ke apakah perusahaan menggunakan data dari penjual pihak ketiga untuk memberikan barang bermerek sendiri keuntungan yang tidak adil.