EKBIS.CO, JAKARTA -- Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan, perekonomian Indonesia sangat tergantung pada kemampuan pasar dalam negeri atau konsumsi domestik. Sektor industri manufaktur juga dipengaruhi hal tersebut.
"Assessment kami, sekitar 70 persen hasil produksi industri manufaktur diserap pasar dalam negeri,” ujar Agus melalui siaran pers pada Selasa, (5/5). Maka, ketika daya beli masyarakat tertekan, berdampak langsung terhadap minimnya permintaan pasar.
Secara otomatis perusahaan atau industri harus melakukan penyesuaian. Termasuk penurunan drastis utilisasinya. “Belum lagi dikaitkan dengan supply chain dari industri turunannya yang banyak tergantung dari industri besar atau industri induknya, pasti juga akan memukul supply chain tersebut,” tuturnya. Menurut dia, kebutuhan dan ketersediaan bahan baku juga menjadi kendala, karena dikaitkan dengan demand yang ada.
Ia menambahkan, turunnya Purchasing Managers' Index (PMI) manufaktur Indonesia juga akibat merosotnya daya beli masyarakat selama pandemi Covid-19. Berdasarkan rilis dari IHS Markit, PMI manufaktur Indonesia periode April 2020 berada di level 27,5.
Penurunan itu disebabkan pula pergerakan nilai tukar rupiah yang melemah. “Variabel penjualan dan input manufaktur kita 74 persen impor dan dengan tambahan tekanan kurs maka beban input meningkat. Akibatnya, output menurun signifikan,” jelas Agus.
Meski begitu, Menperin optimistis kegiatan industri akan segera normal bila Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dicabut nantinya. “Industri manufaktur kita akan bergairah lagi, seperti PMI yang 51,9 pada Februari lalu,” tegas dia.