EKBIS.CO, TOLITOLI-- Program Rural Empowerment Agriculture Development Scaling up Innitiative (READSI) Kementerian Pertanian (Kementan) terus dioptimalkan dalam mendukung pertumbuhan produksi pangan pertanian daerah. Salah satunya pengembangan untuk kelompok tani wanita Desa Puse, Kecamatan Dampal Selatan, Kabupaten Tolitoli, Provinsi Sulawesi Tengah.
Bupati Tolitoli, Mohammad Saleh Bantilan mengaku sangat terbantu dalam membangun sektor pertanian dan pertumbuhan ekonomi masyarakat dengan hadirnya Program READSI. Oleh karena itu, program tersebut secara nyata menggerakan ekonomi daerah.
"Buktinya, Kelompok Wanita Tani Desa Puse, Kecamatan Dampal Selatan, melalui program READSI berhasil memanfaatan lahan pekarangan guna upaya pemenuhan gizi keluarga dan mendekatkan pasar ke dapur. Ini kegiatan sederhana, tapi secara ekonomi sangat membantu peningkatan nilai tambah keluarga," ujar Mohammad Saleh Bantilan sekaligus Raja Tolitoli, Ahad (10/5).
Saleh mengungkapkan Program READSI merupakan salah satu bagian dari program Kementan yang intinya guna memanfaatkan potensi lokal, pekarangan dan sumberdaya manusia untuk menghasilkan pangan. Oleh karenanya, ke depan, dengan program ini bisa mewujudkan pemberdayaan rumah tangga di perdesaan.
"Selain itu, sesuai arahan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, dengan program ini pun kami bisa memperkuat kelembagaan petani juga bisa menumbuhkan regenerasi petani," kata Saleh.
Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Tolitoli, Rustan menambahkan pengenalan program Readsi ke masyarakat bukan hal mudah. Tantangannya sulit membangun kesadaran di masyarakat terutama ibu rumah tangga yang kesehariannya hanya terbiasa dengan aktifitas rumahan.
"Tugas berat untuk merubah pola pikir atau mindset kaum ibu untuk memanfaatkan lahan pekarangannya tidak produktif menjadi produktif dan bahkan bisa menjadi sumber pendapatan bagi mereka," katanya.
Rustan menjelaskan dengan pendampingan secara terus menerus oleh tenaga fasilitator desa dan penyuluh, Kelompok Wanita Tani berhasil dibentuk untuk memanfaatkan lahan pekarangan hingga saat ini hasil pertanian dapat menjadi sumber pendapatan.
"Wanita tani ini mulai melakukan kegiatan bercocok tanam komoditi sayuran di lahan pekarangan mereka bermodal 20 ribu hingga saat ini hasil penjualan sudah bertambah menjadi Rp 1,5 juta," bebernya.
Saat ini, wanita tani Desa Puse bercocok tanam sayuran dan buah. Di antaranya sawi, kangkung, cabai, kacang panjang, ketimun dan jagung dan akan terus divariasikan sehingga kedepan bisa menjadi pendapatan mandiri masyarakat khususnya kaum ibu.
"Terimakasih yang tak terhingga kepada Bapak Komandan SYL, Menteri Pertanian dan semua pihak yang ikut mensupport kami. Semoga kegiatan ini dapat terus berlanjut dan terus berjalan sesuai dengan harapan kita bersama," ujar Rustan.
Terpisah, Direktur Jenderal Tanaman Pangan mengatakan program READSI merupakan salah satu program Kementerian Pertanian(Kementan) yang mendukung terwujudnya Visi Pembangunan Pertanian yaitu tercapainya kedaulatan pangan dan meningkatnya kesejahteraan petani serta mendukung suksesnya program regenerasi petani. Kementan bersama pemerintah daerah mengoptimalkan program tersebut dengan memberdayakan penyuluh dan petani.
"Sesuai arahan Bapak Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, tujuan yang dicapai yaknk untuk meningkatkan produktivitas pertanian. Petani pun mampu mengelola lahannya dengan lebih baik sehingga pembangunan pertanian yang maju, mandiri dwn modern terwujud," jelas Suwandi.
Perlu diketahui, program READSI dilaksanakan di enam provinsi dan 18 kabupaten. Enam provinsi yang disasar tersebut terdiri atas empat provinsi di Pulau Sulawesi dan 2 provinsi di kawasan perbatasan. Program READSI antara lain diwujudkan dengan penguatan gabungan kelompok tani, kelompok usaha bersama (KUB) pertanian, hingga korporasi petani.
"Untuk mendukung peningkatan produktivitas, Kementan juga akan terus memperkuat sarana dan prasarana untuk penyuluh dan petani. Pada 2020, penguatan sarana dan prasarana itu akan diwujudkan dengan bantuan langsung berupa benih serta pupuk bagi petani," kata Suwandi.