EKBIS.CO, JAKARTA -- Perum Bulog menargetkan penyerapan gabah petani setara beras mencapai 650 ribu ton hingga akhir Juni 2020. Penyerapan hasil panen petani juga terus dilakukan.
Direktur Utama Bulog, Budi Waseso, menuturkan, pihaknya sudah memiliki kontrak penyerapan gabah dengan kelompok petani maupun penggilingan untuk mempercepat penyerapan gabah selama masa panen. "Paling rendah serapan gabah setara beras sampai Juni ada 650 ribu ton. Bisa menyerap lebih banyak lebih baik," kata Budi di Jakarta, Jumat (15/5).
Sejauh ini, hingga Kamis (14/5) total pengadaan beras oleh Bulog baru mencapai 289.852 ton. Buwas mengatakan, target penyerapan 650 ribu ton dipastikan tercapai. Pasokan gabah dari petani juga tengah melimpah seiring masih terjadinya panen raya di sejumlah daerah.
Adapun ketersediaan stok beras Bulog hingga kini masih berkisar 1,4 juta ton. Buwas mengatakan, persediaan beras Bulog kemungkinan akan terus bertambah seiring penyerapan gabah yang terus dilakukan.
"Sampai Juni mungkin bisa sampai 1,8 juta stok yang kita punya. Jadi akan banyak dan tidak usah khawatir untuk beras," ujar Buwas.
Adapun pada tahun ini Bulog menargetkan pengadaan cadangan beras pemerintah sebanyak 950 ribu ton dari total target pengadaan 1,4 juta ton. Sisanya, merupakan beras komersial dimana dari proses pembelian gabah hingga penjualan beras menggunakan harga pasar.
Direktur Operasional dan Pelayanan Publik Bulog, Tri Wahyudi Saleh, menjelaskan, sesuai penugasan pemerintah, Bulog harus memiliki ketersediaan stok antara satu juta ton hingga 1,5 juta ton. Ia menuturkan, dalam beberapa waktu terakhir permintaan beras kepada Bulog cukup besar.
Khususnya untuk bantuan sosial bagi masyarakat terdampak Covid-19. Di Jabodetabek saja, Bulog mendapatkan penugasan untuk menyalurkan 75 ribu ton beras kepada 1,4 juta keluarga peneriman manfaat dalam dua gelombag. Sementara, di daerah lain, sejumlah kepala daerah ikut memesan beras Bulog dari gudang divisi regional masing-masing.