Sabtu 16 May 2020 13:41 WIB

Kementan: Harga Ayam Hidup Peternak Semakin Membaik

Kementan telah melakukan dua langkah intervensi terkait rendahnya harga ayam

Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Setelah beberapa bulan mengalami tekanan harga, kini peternak ayam mandiri perlahan dapat menikmati harga ayam hidup (live bird) yang baik. Bahkan di beberapa daerah sudah sesuai harga acuan pemerintah, yaitu di tingkat peternak Rp 19 ribu hingga Rp 21 ribu
Foto: Kementan
Setelah beberapa bulan mengalami tekanan harga, kini peternak ayam mandiri perlahan dapat menikmati harga ayam hidup (live bird) yang baik. Bahkan di beberapa daerah sudah sesuai harga acuan pemerintah, yaitu di tingkat peternak Rp 19 ribu hingga Rp 21 ribu

EKBIS.CO,  JAKARTA -- Setelah beberapa bulan mengalami tekanan harga, kini peternak ayam mandiri perlahan dapat menikmati harga ayam hidup (live bird) yang baik. Bahkan di beberapa daerah sudah sesuai harga acuan pemerintah, yaitu di tingkat peternak Rp 19 ribu hingga Rp 21 ribu.

Sesuai arahan Menteri Syahrul Yasin Limpo, setidaknya Kementan telah melakukan dua langkah intervensi serius di lapangan, yaitu pemantauan secara intensif ketersediaan dan penyerapan ayam hidup di tingkat peternak. Pantauan Kementan per 14 Mei 2020, harga tertinggi terjadi di Yogyakarta dengan rataan harga Rp 22.222, disusul Jawa Tengah dengan harga Rp 20.941. 

Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH), I Ketut Diarmita terus melakukan langkah intervensi serius sesuai arahan Mentan Syahrul Yasin Limpo, agar tidak terjadi gejolak harga, akibat stok pangan, salah satunya ayam hidup. “Di beberapa sentra produksi, harga ayam hidup sudah membaik dan peternak merespon positif langkah Kementan ini,” ungkapnya di Jakarta (15/5). 

Ketua PINSAR INDONESIA wilayah Jateng (Peternak Solo Raya), Parjuni menilai harga membaik karena supply demand cukup seimbang. Adanya momen malam 21 Ramadhan membuat kebutuhan meningkat mendekati lebaran. Dirinya memperkirakan konsumsi masyarakat meningkat, walau tidak signifikan, karena masih kondisi pandemi Covid 19.

"Alhamdulillah kini harga ayam hidup yang sebelumnya dari Rp 14.000-15.000/kg, sekarang meningkat ke harga Rp 21.000 per kg" ungkapnya. Parjuni meminta agar pengendalian suplai dan harga DOC terjaga, agar harga terus membaik. 

Secara rinci, Kementan memantau 17 Kabupaten/Kota di Jawa Tengah, dengan Kabupaten Pekalongan dan Kota Pekalongan telah menunjukan harga batas atas tingkat peternak, yakni Rp 21 ribu sampai Rp 21.500. 

Sementara Jawa Timur dengan 21 kabupaten/kota, terpantau rerata Rp 20.385. Namun 10 kabupaten/kota (Gresik, Lamongan, Lumajang, Madiun, Magetan, Nganjuk, Ponorogo, Sidoarjo, Tuban dan Batu) sudah mencapai harga acuan batas atas, yaitu berkisar Rp 21.500 hingga Rp 23.500.

Wilayah Banten turut juga membaik, dengan rataan harga mencapai Rp 19.583. Hal serupa juga terjadi di Jawa Barat, pada Rp 19.385. Bogor dan Garut juga sudah merangkak naik, dengan kisaran Rp 17.500 sampai Rp 18.400.

Wilayah regional di luar Pulau Jawa, tercatat di provinsi Bengkulu (Rp 23.500), Sultra (Rp 22.500). Maluku juga sudah mencapai Rp 22.000 dan Papua dengan kisaran harga Rp 27.135.

Selain itu, Dirjen Ketut juga menjelaskan terobosan penyerapan ayam hidup peternak oleh perusahaan mitra perunggasan, telah mampu menekan kerugian peternak mandiri. Meski serapannya belum maksimal, namun komitmen penyerapan 4.119.000 ekor terus berjalan. 

“Jumlah ayam yang sudah diserap oleh perusahaan mitra peternakan sudah mencapai 856.484 ekor. Pemerintah berterima kasih pada para mitra yang telah membantu peternak mandiri” ujarnya.

Secara rinci, per 14 Mei 2020 pembelian ayam peternak mandiri di Jawa Barat sebanyak 411.564 ekor, Banten 26.615 ekor, Jawa Tengah 226.104 ekor, DI Yogyakarta 9.919 ekor, Jawa Timur 136.635 ekor, Bali 30.415 ekor dan Sumatera Utara 15.232 ekor.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement