EKBIS.CO, BLITAR -- Menyikapi dampak pandemi Covid-19 dan pemberlakuan PSBB di berbagai wilayah yang berakibat turunnya permintaan telur dari Jakarta dan Jawa barat, para peternak ayam petelur Blitar melalui Koperasi Putera Blitar menggandeng salah satu BUMN dalam penjualan dan distribusinya. PT Berdikari ikut membantu peternak memasarkan telur ayam mereka untuk diserap pasar, sehingga dapat mengangkat harga telur di tingkat produsen/peternak.
Informasi tersebut disampaikan oleh Sukarman, salah seorang peternak ayam petelur dan juga Ketua Koperasi Putera Blitar, Sabtu (16/5). "Adanya PSBB menyebabkan harga telur di Blitar sempat di bawah HPP. Hal ini diperparah juga dengan beredarnya telur tetas infertil di pasar tradisional," jelasnya.
Untuk yang pertama, sebanyak 5.040 kilogram (kg) telur didistribusikan. Lebih lanjut Sukarman menuturkan bahwa sebelumnya harga telur ayam di Blitar ada di kisaran Rp 15 ribu per kg, namun PT Berdikari bersedia membelinya dengan harga Rp 16.500 per kg. Ia menambahkan bahwa, setelah transaksi tersebut, harga telur ayam di Blitar kini mulai naik ke harga Rp 16 ribu per kg.
"Ke depan, harapan kami adalah harga telur normal kembali sesuai Permendag, dengan batas bawah Rp 19 ribu dan batas atas Rp 21 ribu," tambahnya.
Sementara itu, Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dirjen PKH), I Ketut Diarmita, menyambut baik bentuk kerjasama seperti ini, dan bersedia untuk terus mendampingi dan memfasilitasi berbagai macam terobosan yang dapat mempermudah distribusi dan penjualan produk-produk peternakan.
Menurutnya, hal tersebut sudah sejalan dengan arahan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo untuk memastikan produksi dan distribusi pangan tetap terjaga dengan baik. Ia kemudian menyampaikan bahwa Ditjen PKH akan terus fokus untuk memastikan ketersediaan pangan asal hewan dan juga mengamankan jalur distribusinya.
"Apalagi protein hewani seperti telur ayam yang sangat diperlukan masyarakat untuk meningkatkan ketahanan tubuh" pungkasnya.