EKBIS.CO, JAKARTA-- Pandemi Covid-19 sangat memengaruhi perekonomian berbagai negara termasuk Indonesia. Hal ini memberi dampak kondisi industri jasa keuangan di dalam negeri.
Kepala Ekonom PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Ryan Kiryanto mengatakan pandemi Covid-19 memengaruhi pertumbuhan kredit perbankan dan Dana Pihak Ketiga (DPK).
“Saat periode Maret 2020 total aset, kredit dan DPK masih mengalami kenaikan tapi sekarang perhatikan kredit, sudah mulai melandai. Ini nanti lama-lama akan melengkung ke bawah dan kredit year on year akan turun tidak sampai 3 persen,” ujarnya saat video conference di Jakarta, Senin (18/5).
Menurutnya pertumbuhan kredit diprediksi hanya tumbuh pada level satu persen sampai dua persen sepanjang tahun ini. Kemudian rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) juga akan mengalami kenaikan karena tekanan yang terjadi pada perekonomian.
“Pengaruhnya juga dari Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) akan memperlambat kegiatan ekonomi yang membuat situasi memburuk. Saya meyakini NPL gross ini akan bergerak naik karena COVID-19 ini memukul semua sektor tanpa pandang bulu," ucapnya.
Pada survei perbankan yang dilakukan oleh Bank Indonesia mengindikasikan pertumbuhan kredit baru pada kuartal satu 2020 melambat. Hal ini tercermin dari Saldo Bersih Tertimbang (SBT) permintaan kredit baru 23,7 persen lebih rendah dibandingkan kuartal sebelumnya 70,6 persen.
"Melambatnya pertumbuhan permintaan kredit baru ini karena terjadinya perlambatan pada pertumbuhan kredit investasi yang menjadi 15,1 persen dari 70,3 persen dan kredit modal kerja menjadi 16,7 persen dari 65 persen,” ucapnya.