EKBIS.CO, JAKARTA -- Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Uno menyebut industri jamu tradisional berpotensi berkembang di masa new normal atau normal baru. Menurutnya, bahan baku jamu tersedia di dalam negeri dan terbukti bisa meningkatkan imunitas tubuh.
"Jamu ini saya pikir penting untuk lebih diperhatikan dan diseriusi," kata Sandiaga dalam keterangan yang diterima, Sabtu (30/5).
Pengusaha nasional ini menilai bahwa besarnya potensi bisnis jamu tidak terlepas dari perubahan gaya hidup masyarakat ketika memasuki masa normal baru. Menurutnya, gaya hidup sehat akan menjadi prioritas masyarakat.
Dia mengungkapkan, pola penanganan kesehatan pun berubah, dari rehabilitative-kuratif menjadi promotif-preventif di masa normal baru. Dia mengatakan, artinya bisnis yang terkait upaya pencegahan penyakit akan tumbuh seperti masker, vitamin termasuk jamu.
Sandi meyakini dengan industri jamu bisa menjadi salah satu kekuatan ekonomi nasional. Dia mengatakan, pengembangan industri tersebut akan berdampak signifikan pada ekonomi lokal ketimbang suplemen atau vitamin pabrikan yang sebagian masih harus diimpor.
"Jamu diyakini bisa dikembangkan menjadi produk andalan ekonomi nasional yang dapat diekspor ke berbagai negara," katanya.
Mantan Calon Wakil Presiden 2019 ini memprediksi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) akan mengalami lonjakan omzet dengan berbisnis jamu. Dia mencontohkan seorang kolega UMKM yang omzet empon-emponnya melonjak dari Rp 20 juta per bulan menjadi Rp 100 juta saat pandemi.
Mantan calon wakil presiden ini lantas mendorong investor tidak hanya berpikir soal angka, keuntungan, dan pencapaian saja. Dia meminta penanam modal untuk memikirkan kelangsungan dunia usaha dalam negeri harus guna membantu pembangunan bangsa.
Menurutnya investasi tersebut juga bisa menciptakan lapangan kerja. Penanaman modal, sambung dia, juga mendorong masifnya produksi dalam negeri hingga terlepas dari ketergantungan bahan impor.
Disaat yang bersamaan, dia mengaku kesal melihat Indonesia masih impor obat-obatan, termasuk vitamin. Menurutnya, padahal jamu tidak kalah baik khasiatnya dengan produk impor.
"Kok kita nggak pernah belajar dari bisnis, kita kayak nggak mampu ciptakan kasih solusi. Kenapa nggak kembangkan industri jamu?" kata Sandi.