Warta Ekonomi.co.id, Jakarta
Kedirgantaraan Amerika Serikat (AS) mencatatakan sejarah baru. Badan Antariksa AS (NASA) melanjutkan perjalanan luar angkasa manusia dengan peluncuran roket SpaceX. Peluncuran dilakukan Sabtu (30/5) di Kennedy Space Center di Cape Canaveral, Florida AS.
Peluncuran ini merupakan upaya kedua yang dilakukan setelah rencana peluncuran tertunda pada Rabu (27/5) karena cuaca buruk. Ini adalah peluncuran pertama kembali setelah misi Space Shuttle dihentikan tahun 2011.
Dalam peluncuran misi, dua astronaut NASA ke stasiun ruang angkasa internasional (ISS) menggunakan kapsul Crew Dragon yang menempel pada roket Falcon 9 milik SpaceX, startup besutan Elon Musk.
Baca Juga: Ngakak! Satelit SpaceX Milik Miliarder Elon Musk Dikira Invasi UFO!
Dua astronot yang dikirim NASA ke luar angkasa kali ini adalah astronot veteran bernama Robert Behnken (49) dan Douglas Hurley (53). Mereka memang bekerja untuk NASA.
Namun, mereka telah bekerja sama dengan SpaceX dan telah dilatih untuk menerbangkan kapsul Crew Dragon. Kapsul ini akan menjadi desain pesawat ruang angkasa kelima, setelah Mercury, Gemini, Apollo, dan kendaraan Space Shuttle, yang telah disertifikasi oleh NASA cukup aman bagi manusia.
Kedua astronot tersebut memulai karier mereka sebagai pilot uji militer dan telah mencatat ratusan jam pilot jet supersonik. Sebelumnya, mereka berdua pernah terbang di misi Space Shuttle.
Ketika NASA memilih mereka untuk misi ini pada 2018, NASA melanjutkan garis panjang pilot uji coba militer yang dianggap memiliki hal yang tepat untuk momen-momen awal dalam sejarah luar angkasa manusia.
NASA ingin menempatkan Behnken dan Hurley di stasiun ruang angkasa sampai kapsul Crew Dragon lain siap mengirim lebih banyak orang ke misi berikutnya. Pekan lalu, kedua astronaut itu mengatakan kepada wartawan bahwa mereka memperkiran akan menghabiskan waktu satu hingga tiga bulan di luar angkasa. Menurut NASA, panjang maksimum adalah 110 hari.
Ketika kembali ke Bumi, mereka akan naik dengan Crew Dragon, dan perjalanan kembali melalui atmosfer sementara kendaraan tersebut menyebarkan parasut dan kemudian mendarat di Samudera Atlantik. Sebelum misi ini dilakukan, kedua astronot telah dikarantina bersama secara ketat. Selain itu, tindakan pencegahan pun diterapkan secara ekstra untuk menjaga semuanya tetap bersih.