EKBIS.CO, JAKARTA -- Duta Besar China untuk Indonesia, Xiao Qian mengatakan, pandemi virus corona berdampak pada hubungan kerja sama ekonomi dan perdagangan dengan Indonesia. Pandemi virus tersebut telah membuat beberapa acara yang sudah direncanakan oleh kedua negara terpaksa dibatalkan.
"Terus terang, kerja sama dan pertukaran antara Tiongkok dan Indonesia turut kena dampak akibat terhambatnya penerbangan antara kedua negara selama pandemi, sejumlah kunjungan timbal balik antara pemimpin kedua negara terpaksa ditunda," ujar Xiao dalam konferensi pers, Selasa (2/6).
Xiao mengatakan, secara umum dampak pandemi virus corona terhadap hubungan ekonomi China dan Indonesia bersifat jangka pendek serta dapat dikendalikan. Dia menegaskan bahwa pandemi virus corona tidak akan mengubah pondasi hubungan bilateral antara kedua negara.
"Kami bersedia bekerja sama dengan Indonesia untuk mengatasi berbagai kesulitan dan mendiskusikan bagaimana mendorong kerja sama antara kedua negara pada era normalitas baru," kata Xiao.
Xiao mengatakan, pada tahun ini kerja sama ekonomi dan perdagangan China-Indonesia telah berkembang secara pesat. Investasi China di Indonesia mencapai 1,3 miliar dolar AS dan menjadi negara dengan sumber investasi terbesar kedua di Indonesia. Sejak 2016, China merupakan negara tujuan ekspor terbesar bagi Indonesia.
Konselor untuk Urusan Kerja sama Ekonomi dan Perdagangan, Wang Liping mengatakan, ada sejumlah faktor yang menghambat kerja sama ekonomi Indonesia-China di tengah pandemi Covid-19. Di antaranya, penutupan penerbangan dengan tujuan China dan menghentikan penerbitan visa bisnis dan visa on arrival. Selain itu, penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) membuat sebagian besar karyawan perusahaan bekerja dari rumah, sehingga dapat mempengaruhi kegiatan produksi.
"Pandemi Covid-19 juga berdampak pada kegiatan logistik barang, pelaksanaan kontrak secara tepat waktu, bongkar muat kargo di pelabuhan, dan lain sebagainya," ujar Wang.
Wang mengatakan, sampai saat ini tercatat 24 perusahaan China di Indonesia yang tidak melakukan produksi atau konstruksi karena terdampak pandemi virus korona. Namun dia percaya bahwa efek dari pandemi ini akan berlangsung dalam jangka pendek dan hubungan ekonomi kedua negara akan kembali pulih.