EKBIS.CO, JAKARTA -- Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan tren perlambatan inflasi yang disebabkan oleh lesunya kegiatan ekonomi tak hanya terjadi di Indonesia. Tren ini mulai terjadi di berbagai negara.
"Pertumbuhan yang melambat dan kontraksi di banyak negara diikuti dengan inflasi yang melambat bahkan banyak yang mengalami deflasi," kata Kepala BPS Suhariyanto dalam jumpa pers virtual di Jakarta, Selasa (2/6).
Suhariyanto menjelaskan perlambatan inflasi itu lebih banyak disebabkan oleh lesunya suplai produksi maupun turunnya permintaan yang terdampak oleh Covid-19. Kondisi itu yang menyebabkan Indonesia mengalami inflasi tipis pada April dan Mei 2020 masing-masing sebesar 0,08 persen dan 0,07 persen.
Padahal pada periode Ramadhan dan Idul Fitri, biasanya terjadi inflasi tinggi seiring dengan adanya peningkatan permintaan masyarakat dan tingkat konsumsi yang besar.
Di negara-negara lain seperti China, Vietnam, Filipina dan Singapura bahkan mulai mencatatkan terjadinya deflasi cukup dalam dalam dua bulan terakhir. China tercatat deflasi 1,2 persen dan 0,9 persen, yang juga diikuti Vietnam sebesar 0,7 persen dan 1,5 persen selama Maret dan April.
Sementara itu, deflasi tipis terjadi di Filipina dan Singapura masing-masing sebesar 0,1 persen di periode Maret dan April.
"Indonesia masih mencatatkan perlambatan inflasi, meski belum deflasi. Tren ini sedang kita hadapi. Kita berupaya untuk meningkatkan daya beli masyarakat dan berharap Covid-19 segera berlalu," ujarnya
Sebelumnya, BPS mencatat laju inflasi pada Mei 2020 sebesar 0,07 persen yang disebabkan oleh kenaikan tarif angkutan udara, bawang merah maupun daging ayam ras. Dengan inflasi Mei tersebut, maka laju inflasi tahun kalender Januari-Mei 2020 tercatat 0,9 persen dan inflasi dari tahun ke tahun mencapai 2,19 persen.
Tahun lalu, laju inflasi tahun kalender hingga Mei 2019 tercatat sebesar 1,47 persen dan inflasi tahun ke tahun mencapai 3,32 persen.