EKBIS.CO, JAKARTA -- Kementerian Pertanian (Kementan) mencatat sebanyak 22,7 ton karet dalam bentuk lembaran senilai Rp 317,5 juta asal Kalimantan Timur (Kaltim) kembali diekspor guna memasok pabrik ban di Rusia. Langkah ekspor seiring dengan dimulainya pemberlakuan normal baru khususnya di industri pertanian Indonesia.
"Selain adanya pembatasan akibat pandemi, ekspor karet sempat terhenti akibat harga yang tidak menentu. Alhamdulilah kini seiring dengan kebijakan new normal, permintaan fasilitasi ekspor karet kembali bergairah," kata Kepala Karantina Pertanian Samarinda Agus Sugiono melalui keterangan di Jakarta, Selasa (2/6).
Agus menjelaskan, Kaltim khususnya Kota Samarinda, telah memiliki pabrik yang dapat mengolah karet, mulai dari getah karet mentah hingga menjadi karet lembaran dan memiliki kualitas yang sangat tinggi. Bahkan lembaran karet asal Kaltim ini biasa digunakan di negara tujuan sebagai bahan baku mobil balap Formula 1.
Produk olahan karet adalah salah satu produk unggulan ekspor di Samarinda. Selain Rusia, negara importir produk olahan karet lainnya adalah India, Taiwan, Belanda, dan China. Berdasarkan data IQ Fast, fasilitasi ekspor lembaran karet asal Kaltim pada tahun 2019 sebanyak 40.600 ton dengan frekuensi tujuh kali.
Selaku fasilitator pertanian di perdagangan internasional, Karantina Pertanian Samarinda juga memberikan perlakuan fumigasi sebagai persyaratan negara tujuan. Hal ini guna memastikan tidak ada serangga hidup atau organisme pengganggu tumbuhan lainnya, sehingga produk dapat diterima di negara tujuan.
Dalam kesempatan terpisah Kepala Badan Karantina Pertanian Ali Jamil menyebutkan bahwa pihaknya telah bersiap untuk meningkatkan pelayanan perkarantinaan sejalan dengan kebijakan tatanan normal baru di masa pandemi.
Penerapan biosekuriti pada ruang layanan, penggunaan alat pelindung diri atau APD yang sesuai standar bagi petugas dan pemanfaatan digitalisasi layanan juga ditingkatkan.
"Kita semua berharap, kinerja ekspor karet Kaltim tahun ini bisa meningkat atau paling tidak sama dengan capaian tahun lalu," kata Ali Jamil.