EKBIS.CO, JAKARTA -- Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyebut pembelian surat berharga negara (SBN) oleh bank sentral ini pada lelang di pasar perdana semakin menurun. Hal ini dikarenakan kemampuan pasar semakin besar untuk membeli instrumen investasi tersebut.
“Kemampuan pasar beli SBN di pasar perdana makin besar karenanya pembelian BI di pasar perdana semakin lama makin rendah,” katanya dalam keterangan pers daring di Jakarta, Jumat (5/6).
Adapun salah satu pemicunya adalah tingkat suku bunga yang ditawarkan pemerintah terbilang tinggi yakni 7,06 persen dan bahkan sebelumnya mencapai 8,08 persen untuk tenor 10 tahun. Suku bunga tersebut melampaui suku bunga yang ditawarkan Amerika Serikat untuk tenor 10 tahun mencapai 0,8 persen sehingga bedanya signifikan yakni 6,2 persen.
Menurut dia, BI sudah mengikuti lelang sebanyak enam kali baik untuk SBN dan surat berharga syariah negara (SBSN). Perry merinci untuk pembelian SBSN pada lelang pasar perdana 21-22 April 2020, BI memenangkan lelang mencapai Rp 4,65 triliun.
Kemudian, lelang pada 5-8 Mei 2020 untuk SBSN, BI membeli sebesar Rp 7,3 triliun termasuk lelang tahap kedua atau private placement mencapai Rp 3,67 triliun. Peningkatan pembelian lelang di pasar perdana saat itu, lanjut dia, karena situasi pasar saat itu masih belum kondusif dari pengaruh Covid-19.
Lelang terakhir untuk SBSN pada 18 Mei 2020, BI memenangkan lelang dengan besaran yang lebih rendah yakni Rp 1,17 triliun.
Sementara itu, untuk lelang di pasar perdana untuk surat utang negara (SUN) pada 28-29 April 2020, BI membeli Rp 9,07 triliun dan pada 12 Mei 2020 bank sentral ini membeli Rp 1,77 triliun. Lelang terakhir pada minggu lalu, lanjut dia, BI membeli SUN mencapai Rp2,09 triliun.
Ia mencermati berdasarkan data dari Kementerian Keuangan minat pasar untuk membeli lelang di pasar perdana cukup tinggi pada lelang pekan lalu yakni penawaran masuk naik 5,2 kali lipat dari target Rp104 triliun.
Dengan kepercayaan pasar tinggi terhadap Indonesia, kemudian kurs yang membaik, indeks harga saham gabungan (IHSG) juga semakin menguat dan aliran modal asing masuk RI, Perry optimistis pembelian SBN untuk pembiayaan APBN semakin kuat.