EKBIS.CO, JAKARTA -- Saham PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk menjadi incaran para investor. Hal ini dikarenakan BTN digadang-gadang akan mengelola dana Badan Pengelola (BP) Tapera dengan porsi paling besar.
Hal ini menyusul dikeluarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 25 Tahun 2020 tentang Penyelenggaraan Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera). Berdasarkan PP tersebut Badan Pengelola (BP) Tapera akan beroperasi menghimpun dan menyediakan dana murah jangka panjang untuk pembiayaan perumahan serta memenuhi kebutuhan rumah yang layak dan terjangkau.
Menurut Analis Mandiri Sekuritas Tjandra Lienandjaja harga saham BTN bisa mencapai Rp 1.350. Hal ini juga didukung oleh kinerja bisnis khususnya segmen KPR Subsidi yang masih tumbuh.
“Karena adanya juga tambahan kuota dari Subsidi Selisih Bunga sebagai salah satu kebijakan ekonomi pemerintah di tengah pandemic Covid-19. Penambahan ini akan membantu NIM BBTN lebih baik,” ujarnya kepada Republika.co.id, Selasa (9/6).
Pada penutupan perdagangan Senin (8/6) saham berkode emiten BBTN melonjak 11,37 persen ke level Rp 1.175. Transaksi saham BBTN juga cukup besar dengan volume perdagangan mencapai 3,4 juta lembar saham dengan nilai transaksi mencapai Rp 400 miliar. Pada penutupan sesi I perdagangan Selasa, saham BTN berada di level Rp 1.220, naik 3,83 persen dibandingkan penutupan kemarin.
Jika dihitung sejak penutupan pada 29 Mei, harga saham BBTN sekitar Rp 760 maka saham emiten bank yang fokus pada pembiayaan perumahan tersebut telah naik sekitar 54 persen hingga saat ini.
Sementara Analis Ciptadana Securities Erni Marsella Siahaan menambahkan saham BBTN masih layak dikoleksi karena potensi peningkatan Net Interest Margin (NIM) atau margin bunga bersih pada semester kedua tahun ini.
“BBTN akan meraih tambahan likuiditas karena pelonggaran Giro Wajib Minimum (GWM), sehingga NIM bisa naik dengan cost of fund yang makin rendah karena tambahan kuota dari skema Subsidi Selisih Bunga (SSB),” jelasnya.
Eni memprediksi NIM BBTN akan naik tipis menjadi 3,1 persen-3,3 persen pada akhir 2020. Jika dibandingkan posisi NIM pada kuartal pertama tahun ini sebesar 3,1 persen.
“Kiat Bank BTN dalam memperbaiki kualitas asetnya dinilai positif, dalam analisanya, upaya management untuk mengikis rasio kredit macet dengan cara lelang dapat menekan NPL pada level 4,9 persen,” ucapnya.
Dalam analisanya, Eni mempertahankan rekomendasi beli dengan target harga 1.275 per saham. Adapun saat ini saham BBTN masih diperdagangkan cukup murah dengan Price to Book Value atau PBV 0,5 kali lebih rendah darirata-rata PBV saat ini pada 1,1 kali.
“Perubahan target price karena perubahan asumsi NIM dan biaya kredit,” ucapnya.
Chief Economist BTN Winang Budoyo menilai kenaikan harga saham perseroan membuktikan kepercayaan investor yang cukup besar terhadap kinerja BTN. Selain itu, kehadiran Tapera juga direspons positif pasar dengan mengoleksi saham BBTN.
“Backlog yang masih cukup besar, pada dasarnya permintaan akan rumah masih tinggi terutama untuk perumahan subsidi,' katanya.