Warta Ekonomi.co.id, Jakarta
NetApp, hari ini mengumumkan telah menandatangani perjanjian definitif untuk mengakuisisi Spot, perusahaan dalam manajemen komputasi dan optimalisasi biaya pada public cloud. Meski begitu, nilai akuisisi tidak disebutkan oleh perusahaan. Tujuan dari akuisisi ini adalah untuk membangun kepemimpinan dalam Application Driven Infrastructure.
Bersama-sama, NetApp dan Application Driven Infrastucture milik Spot untuk optimalisasi yang berkelanjutan akan membantu pelanggan menghemat hingga 90 persen dari biaya komputasi dan storage cloud mereka, yang biasanya mengambil 70 persen dari total pengeluaran untuk cloud, dan juga mempercepat adopsi public cloud.
Baca Juga: Veteran Microsoft Bergabung ke NetApp sebagai Presiden
"Dalam era public cloud saat ini, kecepatan adalah skala terbaru. Namun, pemborosan pada public clouds yang didorong oleh sumber daya yang tidak digunakan dan terlalu banyak tersedia menjadi masalah yang signifikan di kalangan pelanggan dan masalah yang makin besar akan memperlambat adopsi public cloud," jelasi Anthony Lye, senior vice president and general manager, Public Cloud Services, NetApp dalam keterangan tertulisnya, Jumat (12/6/2020).
Inisiatif transformasi digital telah berjalan begitu cepat dan tetap menjadi prioritas dalam bisnis, terutama di kondisi saat ini. Public cloud juga menawarkan kecepatan dan fleksibilitas yang diperlukan untuk bernavigasi di era "New Normal" seiring perusahaan menemukan cara baru untuk bekerja, berinteraksi, dan menjalankan bisnis. Namun, cloud yang belum dioptimalkan dapat menjadi sangat mahal dari segi biaya dan memperlambat transformasi bisnis.
"Kombinasi dari platform shared storage untuk block, file, dan object terkemuka dari NetApp serta platform komputasi dari Spot akan memberikan solusi terdepan untuk optimalisasi biaya yang berkelanjutan bagi semua beban kerja, baik di cloud native maupun legacy," lanjutnya.
Spot menyediakan kombinasi sarana untuk visibilitas dan otomatisasi yang mendorong optimalisasi workload secara terus-menerus dalam satu platform sekaligus mempertahankan SLA dan SLO. Hal ini mengurangi beban tim DevOps, CloudOps, dan FinOps serta mengurangi kompleksitas pengelolaan, scaling, penyetelan, dan pengoptimalan sumber pada cloud sehingga mereka dapat fokus pada inovasi bisnis di bawah kendali anggaran yang dapat dikontrol.
"Spot didirikan dengan visi untuk merevolusi cara perusahaan mengonsumsi layanan infrastruktur cloud, menggunakan analitik dan otomatisasi untuk menghadirkan infrastruktur yang paling andal, berkinerja terbaik, dan paling hemat biaya untuk semua beban kerja di setiap cloud," kata Amiram Shachar, Founder dan CEO Spot.
Bersama-sama, NetApp dan Spot akan membentuk Application Driven Infrastructure guna memungkinkan pelanggan untuk menggunakan lebih banyak aplikasi ke public cloud secara lebih cepat dengan platform "as-a-service" milik Spot untuk optimalisasi yang berkelanjutan, baik komputasi maupun penyimpanan untuk kedua pembeli TI tradisional dengan aplikasi perusahaan, cloud-native workloads, dan gudang penyimpanan.
Transaksi ini diharapkan akan selesai pada paruh pertama tahun fiskal NetApp dan melihat pada kepuasan atas persetujuan-persetujuan peraturan tertentu dan kondisi penutupan biasa lainnya.