EKBIS.CO, JAKARTA -- PT Kliring Berjangka Indonesia (Persero) atau KBI telah merealisasikan program kemitraan dalam meningkatkan kemampuan usaha kecil agar menjadi tangguh dan mandiri.
Direktur Utama Kliring Berjangka Indonesia Fajar Wibhiyadi mengatakan BUMN yang bergerak dalam bisnis lembaga kliring penjaminan dan penyelesaian transaksi di perdagangan berjangka komoditi, pasar fisik komoditas serta sebagai Pusat Registrasi Resi gudang itu juga telah mengalokasikan dana CSR nya untuk program kemitraan dengan menjadikan beberapa UMKM menjadi mitra binaan, serta kegiatan bina lingkungan.
"Sebagai BUMN, tentu sudah menjadi tanggung jawab kami, untuk turut mendukung pengembangan masyarakat, khususnya UMKM," ujar Fajar dalam keterangan tertulis yang diterima Republika di Jakarta, Jumat (26/6).
Sejalan dengan itu, lanjut Fajar, KBI juga telah mengalokasikan dana CSR yang dalam implementasinya terbagi untuk Program Kemitraan serta Bina Lingkungan (PKBL). KBI berharap dukungan ini mampu mendorong perkembangan ekonomi masyarakat, serta menjalankan peran BUMN sebagai agen pembangunan di bidang ekonomi.
Fajar menyampaikan, sepanjang 2019, Program Kemitraan yang dilakukan KBI telah merealisasikan dana lebih dari Rp 6 Miliar untuk 127 mitra binaan yang berasal dari sektor perikanan dan pertanian. Sedangkan untuk 2020, direncanakan ada peningkatan mitra binaan menjadi 220 mitra.
Salah satu mitra binaan KBI adalah petani rumput laut yang berada di Maccini Baji, Kabupaten Takalar, Provinsi Sulawesi Selatan. Mitra Binaan yang bergerak dalam komoditas rumput laut ini mendapatkan dana program kemitraan pada 2019.
Fajar menyebut adanya peningkatan produktivitas mitra binaan dari sebelumnya hanya memiliki 500 bentangan dengan hasil panen sekitar 3.500 kg rumput laut kering menjadi menjadi 5.450 kg rumput laut kering setelah mendapat bantuan pembiayaan.
"Hal ini karena bertambahnya bentangan menjadi 780 bentangan. 1 bentangan sendiri sama dengan 25 meter yang menghasilkan 70kg rumput laut basah. Setelah dikeringkan menyusut menjadi 7 kg rumput laut kering," ucap Fajar.
Fajar menambahkan program kemitraan yang dilakukan KBI salah satunya yaitu pinjaman dengan pola Jaminan Resi Gudang. Fajar menjelaskan sistem pembiayaan perdagangan ini sangat diperlukan bagi dunia usaha untuk menjamin kelancaran usahanya terutama bagi usaha kecil dan menengah, termasuk petani yang umumnya menghadapi masalah pembiayaan karena keterbatasan akses dan jaminan kredit.
"Sistem Resi Gudang dapat memfasilitasi pemberian kredit bagi dunia usaha dengan agunan inventori atau barang yang disimpan di gudang," lanjut Fajar.
Fajar mengatakan program kemitraan dengan pola Jaminan Resi Gudang yang dilakukan KBI yaitu pinjaman dengan Jaminan Resi Gudang diberikan kepada mitra binaan baik itu perorangan, kelompok tani (Poktan), Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan), atau Koperasi. Lama pinjaman berdasarkan masa berlaku Resi Gudang yang dijaminkan.
"Dengan program ini para petani diharapkan dapat terhindar dari rentenir dan tengkulak," ungkap Fajar.
Kata Fajar, KBI akan terus meningkatkan jumlah mitra binaan, serta sektor usahanya, tidak hanya pada sektor perikanan dan pertanian.
"Ke depan beberapa sektor lain juga akan turut kami kembangkan. Ini semua karena peran kami sebagai BUMN tidak hanya mengejar keuntungan semata, namun bagaimana KBI bisa berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi masyarakat," kata Fajar.
Pengamat Korporasi dan BUMN Mas Achmad Daniri mengatakan program Kemitraan di BUMN akan menjadi salah satu solusi terkait pembiayaan dan pengembangan UMKM."Bagi BUMN sendiri, program kemitraan ini akan menjadi satu dengan Program Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility)," ujar Achmad.
Achmad menyampaikan program kemitraan akan menguntungkan kedua pihak, baik dari sisi UMKM maupun dari BUMN. Dari sisi pelaku UMKM, program ini akan memudahkan mendapatkan akses pembiayaan. Bagi BUMN yang bersangkutan, program kemitraan ini tidak sekadar menjadi kegiatan sosial semata, namun merupakan sebuah rangkaian yang diharapkan akan terkait dengan bisnis BUMN.