EKBIS.CO, UNGARAN -- Besarnya potensi ekonomi dari budidaya sayuran organik, membuat Dinas Pertanian Perikanan dan Pangan (Dispertanikap) Kabupaten Semarang terus berupaya mendorong klaster baru pertanian organik.
Selain Kecamatan Getasan, yang memang sudah dicanangkan sebagai kecamatan pertanian organik, setidaknya masih ada tiga kecamatan lain yang memiliki potensi besar bagi pengembangan pertanian organik di Kabupaten Semarang.
Ke-tiganya, masing-masing adalah Kecamatan Banyubiru, Kecamatan Bandungan serta Kecamatan Sumowono yang memiliki ketinggian lahan pertanian cukup ideal di Kabupaten Semarang. “Khusus Kecamatan Bandungan dan Kecamatan Sumowono, selama ini memang menjadi sentra produksi berbagai sayuran dan buah- buahan di Kabupaten Semarang,” ungkap Kepala Dispertanikap Kabupaten Semarang, Wigati Sunu, Selasa (30/6).
Namun, jelasnya, secara bertahap dispertanikap bakal terus mendorong perluasan lahan pertanian organik selain budidaya pertanian nonoganik yang saat ini sudah ada di kedua wilayah kecamatan tersebut.
Pengembangan klaster pertanian organik tersebut, masih jelas Sunu, telah mulai dilakukan oleh Dispertanikap Kabupaten Semarang dalam lima tahun terakhir, dan upaya tersebut dilakukan secara bertahap.
Karena megubah paradigma para petani dari budidaya pertanian nonorganik ke pertanian organik juga bukan persoalan yang mudah. Dispertanikap menargetkan setiap tahun di wilayah kecamatan pengembangan tersebut setidaknya ada penambahan 10 hektare lahan pertanian organik, dengan komoditas hasil pertanian unggulan.
“Kalau di Kecamatan Getasan ada kelompok petani milenial Citra Muda Getasan yang mengembangkan Sayuran Organik Merbabu (MOS) dengan unggulan sayur kale dan tomat hitam, nantinya di kalster baru juga ada hasil budidaya unggulannya sendiri,” jelasnya.
Ia juga menyampaikan, upaya untuk memperluas pengembangan produksi pertanian organik. Tidak hanya sebatas pada tanaman hortikultura saja, namun juga tanaman pangan lainnya seperti padi dan jagung.
Termasuk juga merambah tanaman perkebunan. “Kita juga sudah mulai mengembangkan tanaman kopi organik di sejumlah kecamatan penghasil kopi, seperti Kecamatan Jambu dan Sumowono,” tambahnya.
Sejalan dengan itu, lanjutnya, Dispertanikap Kabupaten Semarang juga terus melakukan langkah-langkah guna meningkatkan luas lahan serta produksi hasil pertanian yang ada di daerahnya.
Lahan yang tidak bisa mendapat aliran air coba bantu dengan pembuatan sumur dalam ataupun diatasi dengan perbaikan jaringan irigasi, agar lahan yang tidak termanfaatkan tersebut bisa ditanami kembali.
Termasuk melakukan upaya pemulihan produktivitas lahan pertanian yang terdampak jalan tol Trans Jawa. Salah satunya lahan pertanian yang ada di wilayah Kecamatan Susukan. “Karena beberapa lahan yang terdampak proyek mega infrastruktur tersebut sebenarnya masih bisa dikembalikan produktivitasnya, untuk dioptimalkan dalam mendukung hasil pertanian daerah,” tandasnya.