EKBIS.CO, JAKARTA -- Wakil Presiden Ma’ruf Amin mengatakan keterpurukan ekonomi di Indonesia, yang pertumbuhannya diprediksi minus di kuartal II, merupakan dampak global dan terjadi di banyak negara.
Hal itu disampaikan Wapres Ma’ruf saat memberikan sambutan dalam acara Haul ke-49 KH Abdul Wahab Chasbullah yang diselenggarakan di Jombang, Jawa Timur dan disiarkan langsung melalui media sosial, Kamis (2/7) malam.
“Negara kita mengalami keterpurukan ekonomi, bahkan di kuarta ketiga ini (pertumbuhannya) diperkirakan minus antara 0,5 sampai 0,1. Tetapi negara lain ada yang lebih parah, ada yang sampai -5, -7, bahkan ada yang lebih dari 10 minusnya itu. Dan ini memang dampak global yang menimpa seluruh dunia,” kata Wapres Ma’ruf Amin saat memberikan sambutan dari Jakarta, Kamis malam.
Pertumbuhan ekonomi di kuartal I, lanjut Wapres, sudah menunjukkan gejala pelemahan, yakni dengan tumbuh hanya 2,9 persen dari target lebih dari 4 persen. Perlambatan di bidang ekonomi itu sebagian besar disebabkan oleh pandemi COVID-19, yang memaksa Pemerintah memberlakukan kebijakan penerapan sosial berskala besar (PSBB).
Akibatnya, kegiatan ekonomi dan industri terhenti. Kebijakan lockdown di banyak negara asing juga berdampak pada terhambatnya kegiatan impor ke dalam negeri.
Terlebih lagi, lanjut Ma’ruf, jumlah orang miskin di Indonesia juga diprediksi meningkat karena kegiatan perekonomian tidak berjalan normal.
“Banyak orang miskin baru karena tidak ada pekerjaan dan tidak ada kegiatan, apalagi setelah diterapkannya PSBB. Sehingga kemudian menimbulkan masalah sosial, juga masalah ekonomi. Sehingga ekonomi nasional kita juga terpuruk, bahkan ekonomi seluruh dunia juga terpuruk,” jelasnya.
Oleh karena itu, Wapres mengajak seluruh masyarakat, termasuk kalangan ulama, untuk bersama-sama menghadapi bahaya ekonomi, selain juga bahaya pandemi COVID-19.
“Jadi dharar (bahaya) yang kita hadapi sekarang itu bukan satu dharar, bukan hanya dharar COVID-19, tapi juga dharar sosial, bahkan juga dharar ekonomi,” ujar Ma’ruf.