EKBIS.CO, JAKARTA -– PT Pelayaran Nasional Indonesia (Persero) atau Pelni siap menangkap peluang mulai dari masa adaptasi kebiasaan baru atau new normal saat ini. Kepala Kesekretariatan Perusahaan Pelni Yahya Kuncoro mengatakan perusahaan optimis dalam menjalankan kegiatan operasional untuk meningkatkan performa perusahaan.
“Manajemen berharap dengan mulai dibukanya beberapa pelabuhan sebagai akses masuk keluarnya masyarakat dan muatan dapat meningkatkan performa perusahaan di semester yang akan datang,” kata Yahya dalam pernyataan tertulisnya, Jumat (3/7).
Hal tersebut menurutnya semakin positif seperti dengan membuka peluang kerja sama dengan berbagai perusahaan badan usaha milik negara (BUMN) lainnya. Begitu juga dengan perusahaan swasta maupun instansi lain.
Yahya mengatakan 26 kapal penumpang milik Pelni saat ini juga memiliki ruang yang mampu untuk membawa muatan two in one. “Selain itu terdapat dua kapal dapat membawa penumpang, barang sekaligus kendaraan atau three in one,” kata Yahya.
Dia menuturkan pengangkutan kendaraan pada semester pertama 2020 mengalami peningkatan dibandingkan periode yang sama pada 2029. Dia mengatakan peningkatan tersebut terjadi meski pada tiga bulan terakhir terjadi penurunan muatan.“Pada semester ini terjadi peningkatan pengangkutan kendaraan sebesar empat persen dibandingkan semester pertama 2019 yakni dari 3.536 unit menjadi 3.681 unit,” tutur Yahya.
Hal yang sama juga terjadi pada muatan redpack yang dimiliki Pelni. Yahya mengatakan layanan end to end logistik tersebut mengalami peningkatan 110 persen dibandingkan semester pertama 2019. Peningkatan terjadi dari 74.569 kilogram permeter kubik menjadi 156.884 kilogram permeter kubik pada semester pertama 2020.
Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan setoran dividen perusahaan BUMN kepada negara masih menjadi salah satu indikator kinerja utama atau key performance indicators(KPI). Hal tersebut masih tetap menjadi penting meski saat ini masih dibayangi pandemi Covid-19.
Erick menuturkan setoran dividen BUMN kepada negara pada 2021 mendatang diperkirakan menurun akibat terdampak pandemi Covid-19. "2021 dividen BUMN tergerus banyak, paling banyak 25 persen," ungkap Erick.
Meskipun begitu, Erick menilai hal tersebut terbilang wajar karena saat ini banyak sektor yang terdampak akibat Covid-19. Hanya saja, Erick meminta perusahaan BUMN tidak terlena dengan kondisi tersebut dan tetap memaksimalkan performa di tengah pandemi.