Warta Ekonomi.co.id, Jakarta
Sepandai-pandainya tupai melompat, pasti jatuh juga. Itulah yang tengah terjadi pada miliarder investor kelas kakap, Warren Buffett yang dikabarkan salah memilih saham di tengah pandemi corona saat ini. Hal ini dikatakan oleh pembawa acara Mad Money Jim Cramer.
"Saya merasa sedih bahwa yang terbaik di Amerika telah payah," ujar Cramer saat menjawab pertanyaan tentang konglomerat investor terkenal yang berkinerja buruk di pasar tahun ini.
Baca Juga: Populasi Miliarder Dunia Bertambah, Kota Ini Penyumbang Terbanyak
Dilansir dari Business Insider di Jakarta, Jum'at (3/7/2020) harga saham perusahaan investasi yang dipimpin Warren Buffett, Berkshire Hathaway ini bergerak datar pada kuartal II. Sedangkan S&P 500 melonjak sekitar 20%, persentase kenaikan terbesar sejak 1998.
Beberapa kepemilikan terbesar Berkshire telah gagal mengesankan selama pandemi. Sahamnya di Coca-Cola memang baik-baik saja, namun Wells Fargo telah mengecewakan.
"Ini bukan pengaturan sebagai waktu yang tepat untuk Berkshire," kata mantan manajer dana lindung nilai. "Aku tidak ingin bertaruh melawan yang hebat. Tapi portofolio itu bukan portofolio yang hebat." lanjutnya lagi.
Selama pertunjukan, Cramer menyoroti beberapa pemenang dari dampak lockdown termasuk Zoom, PayPal, Netflix, Shopify, dan Etsy.
Namun, portofolio Berkshire lebih mengarah pada layanan keuangan daripada teknologi. Kepemilikan kunci seperti Bank of America, American Express, dan JPMorgan Chase telah tertinggal pasar tahun ini.
Namun, Cramer memberikan penilaian terhadap Buffett soal investasi di saham Apple, saham teknologi yang mencapai rekor tertinggi sepanjang masa di bulan Juni.