Warta Ekonomi.co.id, Jakarta
Perusahaan-perusahaan teknologi dan hiburan India berupaya memanfaatkan peluang mendadak yang muncul dari larangan pemerintah terhadap aplikasi milik China. TikTok dan 58 aplikasi lainnya masuk dalam daftar yang dibuat oleh pemerintah India.
Momen ini menjadi aji mumpung bagi aplikasi lokal rupanya. Dilansir dari Reuters (6/7/2020), salah satu aplikasi video saingan TikTok asal India mengatakan telah menambah 22 juta pengguna dalam 48 jam.
Baca Juga: Sial Benar Nasib TikTok, Duit Miliaran Dolar Bakal Lenyap
India minggu ini melarang 59 aplikasi milik China termasuk TikTok dan WeChat milik Tencent dengan tuduhan "serangan digital" terhadap China oleh menteri teknologi negara itu. Langkah ini menyusul konfrontasi antara India dan Cina di situs perbatasan Himalaya yang disengketakan, yang menewaskan 20 tentara India.
Dengan 200 juta pengguna India, TikTok, yang menampilkan antarmuka pengguna yang sederhana, opsi musik latar belakang dan berbagai efek khusus, merupakan kekuatan yang berkembang di kancah media sosial negara dan larangan itu membuat para penggemarnya berebut pilihan.
Roposo, aplikasi media sosial berbagi video asal India mirip yang dengan TikTok yang sudah ada sejak 2014, membuat basis penggunanya melonjak 22 juta dalam dua hari setelah India melarang aplikasi China, kata pendiri Roposo, Mayank Bhangadia kepada Reuters.
"Dalam beberapa hari terakhir saya tidur selama total lima jam dan itu sama untuk seluruh tim kami," kata Bhangadia. "Bebannya sangat banyak dan kami hanya memastikan bahwa pengalamannya semulus mungkin," lanjutnya.
Unduhan Roposo di Android Google sekarang totalnya lebih dari 80 juta dan Bhangadia mengharapkan itu mencapai 100 juta hanya dalam beberapa hari. Sebelum pelarangan, Roposo memiliki sekitar 50 juta pemasangan di perangkat Android.
Berbasis di pusat teknologi India selatan Bengaluru, perusahaan ini hanya memiliki 200 staf sekarang, tetapi berencana untuk mempekerjakan sebanyak 10.000 orang selama dua tahun ke depan dan mungkin mengambil aplikasi global, kata Bhangadia.
Alternatif TikTok lain yang dikembangkan sendiri seperti Chingari dan Mitron juga disukai pengguna, dengan banyak yang menggunakan media sosial untuk menggemakan seruan Perdana Menteri Narendra Modi untuk "atma-nirbhar" atau India yang mandiri.