EKBIS.CO, JAKARTA -- Anak usaha dari holding Pupuk Indonesia, Petrokimia Gresik melakukan transformasi bisnis. Petrokimia Gresik menargetkan diri menjadi perusahaan agroindustri berkelanjutan.
Direktur Utama Petrokimia Gresik Rahmad Pribadi menyatakan, perusahaan sudah menjalankan transformasi bisnis sejak 2019. Sasarannya, menjadi perusahaan solusi agroindustri untuk pertanian berkelanjutan.
"Untuk mencapai sasaran tersebut, salah satu cara yang kami tempuh adalah dengan melakukan transformasi organisasi dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia," ujar Rahmad, Ahad (12/7).
Transformasi bisnis Petrokimia Gresik merupakan burning platform bagi insan Petrokimia Gresik untuk keluar dari zona nyaman. Transformasi ini berfokus pada perbaikan rantai pasok dan perubahan paradigma, yaitu dari product driven menjadi market driven.
"Dengan paradigma baru ini, kita dituntut lebih berorientasi pasar. Sehingga produk atau layanan yang kita hasilkan sesuai dengan kebutuhan konsumen," kata Rahmad.
Rahmad mengungkapkan, program transfomasi bisnis 2019 ini sudah mulai memperlihatkan hasil. Di antaranya mengantarkan Petrokimia Gresik meraup laba bersih (audited) sebesar Rp 1,5 triliun atau 129 persen dari target Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) 2019 yang ditetapkan sebesar Rp 1,16 triliun.
Transformasi juga menjadikan produk komersial Petrokimia Gresik berdaya saing hingga pasar global. Terbukti pada 2019, Petrokimia Gresik mampu memecahkan rekor ekspor terbesar sepanjang sejarah perusahaan (392 ribu ton).
Rahmad memastikan transformasi ini akan terus dijalankan. Untuk itu, pada 2020 ini Petrokimia Gresik akan bertransformasi dari single industry firm menjadi related diversified industry dengan meneruskan hilirisasi produk, melalui 3 (tiga) strategi, yaitu peningkatan kapasitas, rekonfigurasi pabrik, dan pengembangan produk baru