EKBIS.CO, WASHINGTON – Microsoft Corp memangkas tenaga kerjanya di seluruh wilayah dan tim saat memasuki tahun fiskal baru pada 1 Juli, seperti dilansir di Reuters, Jumat (17/7). Raksasa perangkat lunak berbasis di Washington itu menolak menguraikan jenis pekerjaan atau divisi apa saja yang dihilangkah maupun jumlah dan lokasi mereka.
Sebelumnya, Business Insider melaporkan, perusahaan telah memangkas kurang dari 1.000 pekerjaan di seluruh lini bisnisnya pada pekan ini. Pemutusan hubungan kerja dilakukan di portal berita online MSN.com karena pergeseran bisnis ke arah algoritmik berbasis kecerdasan buatan (AI). Pergeseran juga menyebabkan adanya pemangkasan pekerjaan di divisi cloud Microsoft Azure.
Juru bicara Microsoft mengatakan, tidak ada hal khusus terhadap kebijakan baru perusahaan. Menurutnya, sudah biasa bagi perusahaan untuk melakukan evalausi kembali terhadap kinerja bisnis ketika memasuki tahun fiskal baru.
Pada 2017, Microsoft sempat memangkas ribuan pekerjaan. Saat itu, bersamaan dengan ketika mereka melakukan reorganisasi yang berdampak terhadap tim penjualan dan pemasarannya. Pada akhir bulan lalu, Microsoft mengatakan akan menutup toko ritelnya. Kebijakan tersebut memunculkan biaya pra-pajak sekitar 450 juta dolar AS, atau 0,05 dolar AS per saham, yang akan dicatat dalam kuartal saat ini yang berakhir 30 Juni 2020. Biaya tersebut terutama meliputi penghapusan dan penurunan nilai aset.
Sebelumnya, pada akhir April, hasil kuartal ketiga Microsoft mengalahkan penjualan Wall Street dan ekspektasi laba. Ini didukung permintaan tajam terhadap aplikasi Teams dan aplikasi meeting online serta layanan permainan Xbox, seiring dengan kebijakan Working From Home (WFH) di banyak negara akibat pandemi.
Pendapatan perusahaan pada kuartal ketiga sendiri naik 15 persen menjadi 35,02 miliar dolar AS, sementara laba bersih naik menjadi 10,75 miliar dolar AS atau 1,40 dolar AS per saham.