EKBIS.CO, JAKARTA -- Ketidakpastian ekonomi global akibat pandemi Covid-19 disebut berpotensi mendorong Indonesia jatuh ke jurang resesi. Pandemi Covid-19 telah membuat pertumbuham ekonomi Indonesia terkoreksi cukup dalam.
Dengan kondisi masih meningkatnya kasus Covid-19, potensi terkontraksinya pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang tahun 2020 semakin besar. Hal ini pun bisa berdampak pada potensi peningkatan kemiskinan hingga 30 juta orang.
"Kondisi ini sangat berpotensi terjadinya resesi," kata Ekonom Center of Reform on Economic (CORE) Indonesia Yusuf Rendy Manilet kepada Republika.co.id, Ahad (19/7).
Yusuf melihat beberapa indikator ekonomi Indonesia mendukung terjadinya resesi. Salah satunya yaitu tergambar dari indikator impor bahan baku pendukung industri yang pada Juni lalu masih lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun 2019.
Hal tersebut, lanjut Yusuf, menunjukkan bahwa aktifitas manufaktur di dalam negeri belum bergeliat secara normal. Padahal, indikator Manufaktur ini penting sebagai indikator pertumbuhan ekonomi.
Apabila kondisi ini masih terus berlangsung, Yusuf memperkirakan, resesi di Indonesia bisa terjadi paling cepat di tahun ini, tepatnya di kuartal III 2020. Apalagi di kuartal II, pemerintah sudah menyatakan pertumbuhan ekonomi akan berada di kisaran negatif 4 persen.
"Jika tren pertumbuhan kontraksi ini berlanjut di kuartal III, maka secara teknis Indonesia akan masuk ke resesi di kuartal III," terang Yusuf.
Menurut Yusuf, fokus pemerintah saat ini perlu diarahkan untuk mengurangi angka kasus kesehatan. Hal ini karena kebijakan yang sudah ada seperti kebijakan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) tidak akan berjalan secara optimal selama angka penularan secara nasional belum bisa diturunkan.
Pemerintah disarankan untuk memperbanyak tes serta meningkatkan law and eforcement protokoler kesehatan di masyarakat. Dengan cara ini, menurut Yusuf, setidaknya pemerintah bisa menghindari pertumbuhan ekonomi terkontraksi lebih dalam.