Selasa 21 Jul 2020 17:28 WIB

Kementan Kembangkan Beras Premium Hasil Revitalisasi

Kualitas beras sangat ditentukan dari proses penggilingan padi yang dilakukan.

Rep: zuli istiqomah/ Red: Hiru Muhammad
Petani memanen padi menggunakan mesin potong padi modern di areal persawahan Desa Bulakpacing, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, Kamis (16/7/2020). Kementerian Pertanian menargetkan luas tanam di musim tanam kedua (MT-II) tahun ini atau pada periode April-September 2020 bisa mencapai 5,6 juta hektare dan diperkirakan produksi beras yang dihasilkan bisa mencapai 12,5 juta hingga 15 juta ton.
Foto: ANTARA/Oky Lukmansyah
Petani memanen padi menggunakan mesin potong padi modern di areal persawahan Desa Bulakpacing, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, Kamis (16/7/2020). Kementerian Pertanian menargetkan luas tanam di musim tanam kedua (MT-II) tahun ini atau pada periode April-September 2020 bisa mencapai 5,6 juta hektare dan diperkirakan produksi beras yang dihasilkan bisa mencapai 12,5 juta hingga 15 juta ton.

EKBIS.CO, KARAWANG--Kementerian Pertanian melalui Balai Besar Litbang Pascapanen Pertanian merilis Beras Premium hasil kerjasama pemanfaatan penggilingan padi hasil revitalisasi, Selasa (21/7). Pengembangan beras premium hasil revitalisasi penggilingan padi atau rice milling unit (RMU) ini dilakukan bekerjasama dengan PT Spinindo Pangan Lestari.

Kepala Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian   Prayudi Syamsuri mengatakan pihaknya mendorong peningkatan mutu dan kualitas beras yang dihasilkan petani Indonesia. Dengan menghasilkan beras kualitas premium tentu berdampak pada kesejahteraan para petani.

"Jadi bukan hanya untuk memenuhi ketahanan pangan tapi juga memenuhi preferensi pangan yang baik terhadap beras. Pendapatan semakin tinggi kebutuhan untuk beras yang berkualitas juga semakin tinggi," kata Prayudi di  Laboratorium Mutu Beras Karawang, Selasa (21/7).

Ia menuturkan kualitas beras sangat ditentukan dari proses penggilingan padi yang dilakukan. Teknologi yang modern akan menghasilkan beras berkualitas yang lebih baik dengan rendemen yang lebih tinggi.  Namun pengolahan padi di Indonesia masih sangat variatif mulai dari yang menerapkan teknologi sederhana hingga teknologi serba otomatis. Hal ini dinilainya menyebabkan kualitas beras yang dihasilkanpun bervariasi dari kualitas beras giling yang rendah hingga beras premium.

Menurutnya, masih banyak faktor menyebabkan beras yang dihasilkan petani tidak semuanya bisa menjadi beras premium. Berbagai kendala terkait proses penggilingan padi seperti pengolahan beras yang standar, sistem penggilingan  dengan konfigurasi mesin yang kurang baik, sehingga rendemen masih rendah yaitu rata-rata sekitar 62,74 persen hingga  biaya pengolahan yang masih tinggi serta manajemen pengelolaan masih tradisional. "Kita memberikan model sebagai litbang bagaimana model penggilingan yang baik. Baik dari teknis maupun kita mengarahkan ke manajemennya," ujarnya.

Ia mengatakan salah satu upaya Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian dengan melaksanakan penelitian dan pengembangan adalah dengan melakukan revitalisasi dari RMU yang ada. Revitalisasi RMU meliputi perbaikan konfigurasi layout dan teknologi dan sistem penyosohan model abrasif-abrasif-mist friction untuk menghasilkan mutu fisik beras berkualitas dengan rendemen yang optimal. 

Menurutnya, penggilingan padi hasil revitalisasi telah dilengkapi dengan penambahan whitener dan mist polisher serta penambahan elevator dan tanki tempering.  RMU hasil revitalisasi dengan kapasitas maksimal 1,5 ton input per jam telah menunjukkan adanya peningkatan kualitas beras hasil giling. Dengan revitalisasi RMU ada tiga proses yang membuat beras berkualitas premium.

"Jadi dengan tiga proses menghasilkan beras  unggul putih, bersih mengkilat. Artinya bebas dari debu. Petani biasa cuma beras biasa saja tidak akan mengkilat karena terbatas kemampuan blower biasa saja  

Ia menambahkan kerjasama pengembangan beras premium hasil revitalisasi RMU dengan perusahaan swasta ini juga mengarah pada pelatihan kepada para mitra untuk bisa diterapkan pada proses penggilingan padi di seluruh Indoensia. Dengan begitu semakin banyak beras premium yang dihasilkan para petani Indonesia dengan teknologi hasil revitalisasi penggilingan padi ini.

Wakil Direktur Utama  PT Spinindo Pangan Lestari. Poppy Darsono mengatakan pihaknya ingin mendukung pemerintah dalam mewujudkan swasembada pangan. Poppy menilai potensi yang dimiliki Indonesia sangat besar untuk bisa menghasilkan pangan yang bermutu dan berkualitas. "Kami membantu mengembangkan sektor pertanian agar bisa dinikmati oleh masyarakat dan bisa mencapai swasembada pangan," kata Poppy.

 

Yuk gabung diskusi sepak bola di sini ...
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement