EKBIS.CO, JAKARTA – Para penyuluh di lokasi Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project (SIMURP), mendapat pembekalan dalam Training Of Trainer (ToT) yang dilaksanakan BPPSDMP Kementerian Pertanian, Kamis (23/7).
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mendukung kegiatan ToT SIMURP. Sebab, pertanian sangat rentan terhadap perubahan iklim. Oleh karena itu, penyuluh dan petani harus dibekali dengan pengetahuan tentang pertanian cerdas iklim atau Climate Smart Agriculture (CSA).
"Dampak dari perubahan iklim sudah semakin nyata. Seperti terjadinya peningkatan suhu udara, naiknya permukaan air laut dan perubahan pola musim hujan dan kemarau yang tidak menentu. Akibatnya adalah terjadinya bencana banjir pada musim hujan dan kekeringan saat kemarau, juga tanah longsor, meningkatnya serangan hama. Pertanian pun terdampak karena bencana tersebut mengakibatkan gagal panen," tuturnya dalam siaran pers, Kamis (23/7).
Oleh karena itu, Mentan SYL berharap penyuluh dan insan pertanian lainnya bisa menyerap ilmu sebanyak-banyak dari kegiatan ini agar pertanian tetap terjaga.
Menurut Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi, ToT memang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap peserta tentang pertanian cerdas iklim atau Climate Smart Agriculture (CSA), serta mempersiapkan peserta sebagai fasilitator kegiatan ToT.
"Mengapa CSA penting? Karena CSA bertujuan untuk meningkatkan produksi, Indeks pertanaman, peningkatan pendapatan petani, serta menurunkan emisi gas rumah kaca. Jadi pertanian dilakukan dengan cerdas dalam mengantisipasi perubahan iklim," tutur Dedi Nursyamsi.
Ditambahkannya, pengetahuan penyuluh mengenai CSA SIMURP bisa dilaksanakan dengan berbagai kegiatan pelatihan.
"Ada banyak kegiatan yang bisa digelar untuk meningkatkan kemampuan dan pengetahuan penyuluh terhadap CSA SIMURP ini. Seperti pra-pelatihan melalui TOM, TOT, TOF berbasis CSA. Atau melalui kegiatan pasca pelatihan melalui Pengembangan Market Linkage," kata Dedi Nursyamsi menambahkan.
Sementara Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian BPPSDMP Kementan, Leli Nuryati, menambahkan jika proses belajar mengajar CSA SIMURP bisa dilaksanakan dengan dua cara.
“Proses yang dilakukan untuk memaksimalkan CSA SIMURP bisa lakukan dengan dua cara agar lebih maksimal, yaitu e-learning dengan memanfaatkan aplikasi Zoom dan lainnya, serta dengan metode tatap muka, namun tetap dengan menerapkan protokol kesehatan,” jelasnya.
Untuk kegiatan tatap muka, bisa dilaksanakan di berbagai tempatm sepeti SMKK Sembawa, Bapeltan, UPT Pelatihan, BBPP, dan lainnya.
Menurutnya, output yang ingin dicapai dari kegiatan ini adalah petani dan penyuluh bisa menerapkan pertanian cerdas iklim sehingga produktivitas tidak terganggu.
"Justru dengan CSA SIMURP kita berharap hasil produksi semakin meningkat, indeks pertanaman juga meningkat, dan tentu dampaknya pada peningkatan pendapatan petani, khususnya yang ada di daerah irigasi wilayah proyek SIMURP," paparnya.