EKBIS.CO, PANDEGLANG — Direktur Utama Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum Bulog) Budi Waseso (Buwas) optimistis swasembada pangan terealisasi dengan membangun sinergitas bersama petani untuk meningkatkan produksi pangan.
"Tahun ini produksi pangan surplus," kata Budi Waseso di Desa Rancaseneng, Kecamatan Cikeusik, Pandeglang, Banten, Selasa (28/7).
Perum Bulog terus melakukan penyerapan gabah maupun beras petani untuk mendukung swasembada pangan.
Penyerapan pangan itu untuk memenuhi ketersediaan cadangan beras pemerintah (CBP), sehingga masyarakat terpenuhi kebutuhan pangan.
Persediaan pangan merupakan kekuatan bangsa di tengah pandemi COVID-19 dengan tidak mendatangkan impor.
Perum Bulog akan melakukan ekspor ke luar negeri dan sudah melakukan pengemasan beras tersebut, namun terkendalapandemi COVID-19.
Permintaan ekspor beras tersebut sebanyak 100 ton/bulan dan akhirnya negara itu membatalkannya.
"Kami sebanyak-banyaknya menyerap gabah dan beras petani dan tidak mendatangkan beras impor," kata Mantan Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN).
Menurut dia, penyerapan beras dan gabah petani tentu sangat strategis untuk memenuhi kebutuhan pangan sehingga perlu ada CBP.
Saat ini, kata dia, persediaan pangan dipastikan aman sampai Desember 2020, karena hari ini CBP mencapai 1,452 juta ton.
Perum Bulog terus mengoptimalkan penyerapan pangan petani di tengah pandemi COVID-19, karena mencintai produk dalam negeri juga membantu pendapatan ekonomi petani.
"Kami menyerap pangan petani itu menguntungkan dengan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) untuk gabah kering pungut (GKP) 4.200/Kg, gabah kering giling (GKG) Rp5.500/Kg dan beras premium Rp9.300/Kg," katanya menjelaskan.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Pandeglang Budi S Januardi mengatakan pihaknya sangat mendukung Bulog menyerap beras dan gabah karena bisa membantu usaha petani.
Selama ini, produksi pangan di Pandeglang cukup melimpah, namun jika musim panen harga gabah anjlok karena ada peran tengkulak.
Karena itu, pihaknya meminta Bulog terus meningkatkan penyerapan gabah petani,sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan mereka.
"Kami berharap kerja sama ini terus dibangun sehingga dapat membantu ketahanan pangan dan pendapatan ekonomi petani," katanya.
Sementara itu, H Sumajaya, seorang petani Kecamatan Cikeusik Pandeglang mengaku bahwa senang dan gembira Bulog dapat menampung gabah petani dengan harga relatif baik.
Penyerapan gabah yang dilakukan Bulog itu, kata dia, dapat meningkatkan pendapatan petani dibandingkan jika dibeli tengkulak.
"Kami memastikan keuntungan sekitar Rp20 juta dengan produktivitas 9 ton GKP dengan harga Rp4.200/Kg," katanya.