Rabu 29 Jul 2020 05:44 WIB

Siapkan Tenaga Kerja, Kemenperin Gelar Pelatihan Animasi

Hasil karya para animator Indonesia sudah diakui internasional.

Rep: iit septyaningsih/ Red: Hiru Muhammad
Kisah Riki si badak sumatra pemberani hadir dalam sinema animasi
Foto: rikirhino.com
Kisah Riki si badak sumatra pemberani hadir dalam sinema animasi

EKBIS.CO, JAKARTA--Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengadakan program pengembangan kreativitas para animator melalui kegiatan pendidikan dan latihan (diklat) yang dilengkapi fasilitas memadai. Kegiatan tersebut bertujuan mendukung pemenuhan kebutuhan tenaga kerja kompeten di bidang industri animasi. 

“Hasil karya para animator Indonesia sudah diakui oleh dunia internasional. Potensi ini harus dioptimalkan, dengan ditopang kemajuan teknologi informasi dan multimedia yang semakin pesat. Sehingga, industri animasi kita bisa lebih meningkatkan kapabilitas dan kemampuannya dalam berinovasi,” kata Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Kemenperin Eko S.A Cahyanto di Jakarta pada Selasa (7/28).

Kepala BPSDMI menuturkan, pihaknya aktif menjalin kerja sama dengan berbagai lembaga terkait pelaksanaan Diklat 3 in 1 (pelatihan, sertifikasi, dan penempatan kerja). Diharapkan upaya ini bisa menghasilkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang terampil di bidang animasi. 

Menurut Eko, animasi merupakan subsektor industri kreatif yang tumbuh pesat dan dimanfaatkan di berbagai bidang, seperti games, iklan, desain, arsitekur, simulasi bidang kedokteran, militer, dan lainnya. “Perkembangan positif animasi di Indonesia dapat dilihat dari banyaknya produksi animasi yang ditayangkan di stasiun televisi nasional dan lokal dalam bentuk film serial dan iklan, bahkan film layar lebar,” jelas dia. 

Industri animasi, lanjutnya, juga punya peran penting dalam pengembangan industri 4.0. Sebab sarat dengan teknologi digital.  Maka diharapkan, lewat penyelenggaraan Diklat 3 in 1 ini, para peserta bisa menjadi bagian implementasi industri 4.0 sebagai SDM industri animasi yang kompeten dan berdaya saing tinggi. “Mengingat sektor ini merupakan industri yang termasuk padat karya, sehingga peluang bekerja di bidang animasi sangat terbuka lebar,” tuturnya.

Eko menambahkan, dalam masa pemulihan ekonomi nasional dari dampak pandemi Covid-19, Diklat 3 in 1 animasi ini ditargetkan dapat membantu mereka yang kehilangan mata pencaharian. Dengan begitu mereka bisa memperoleh keahlian baru serta beradaptasi dengan tatanan baru di sektor tersebut. 

“Selain bertambahnya pengetahuan, keterampilan serta sikap kerja, peserta juga diharapkan bisa melatih skill atau kemampuan di bidang lainnya. Terutama berkaitan penggunaan teknologi informasi,” kata dia.

Tahun ini, lanjutnya, BPSDMI Kemenperin melalui Balai Diklat Industri (BDI) Denpasar kembali memberikan pelatihan bidang animasi kepada 73 peserta yang diselenggarakan di tiga daerah, yaitu Denpasar, Padang, dan Yogyakarta. Kegiatan ini terdiri dari tiga jenis diklat animasi 3 in 1 yang diselenggarakan bekerja sama dengan industri animasi.

Diklat pertama diselenggarakan di Denpasar dengan materi pembuatan latar animasi 2 dimensi, menghadirkan para instruktur dari Timeline Studio Bali. Selanjutnya, materi pembuatan gerak animasi 3 dimensi diberikan kepada peserta di Padang bekerja sama dengan Ainaki Padang. Kemudian, diklat desainer grafis muda diselenggarakan di Yogyakarta dengan menggandeng mitra dari PT Jitu Kreasi Utama.

Kepala BDI Denpasar Agus Kurniawan menyampaikan, para peserta diklat akan mengikuti uji kompetensi dan bagi yang kompeten akan memperoleh sertifikat kompetensi dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP). Selanjutnya, para lulusan diklat animasi 3 in 1 akan ditempatkan bekerja di industri animasi yang menjadi mitra dalam pelatihan, maupun di berbagai studio lainnya.

Agus juga menjelaskan, pelaksanaan diklat di masa pandemi Covid-19 mengutamakan penerapan protokol kesehatan dan memprioritaskan kerja sama dengan industri animasi yang telah memiliki Izin Operasional Mobilitas Kegiatan Industri (IOMKI). “Penerapan protokol kesehatan akan dipantau secara kontinyu hingga diklat berakhir,” tegas dia.

Para peserta Diklat 3 in 1 animasi berasal dari berbagai wilayah di Indonesia. Peserta mengikuti diklat tanpa dipungut biaya dan mendapat fasilitas berupa biaya transportasi, konsumsi, hingga akomodasi selama mengikuti program.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), industri kreatif mampu berkontribusi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional sebesar Rp 1,2 Triliun pada 2019, dengan mencatatkan nilai ekspor mencapai 19,98 Miliar dolar AS, serta menyerap 18,2 juta tenaga kerja. Dalam periode 2015 sampO 2019, sektor industri film, animasi, dan video tumbuh hingga 10,33 persen. 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement