Warta Ekonomi.co.id, Jakarta
Mayoritas mitra Go-Jek mengaku pendapatannya turun selama pandemi Covid-19. Menurut riset Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LD FEB UI), sebanyak 62 hingga 85% transaksi mitra Go-Jek anjlok selama pandemi.
Mitra yang bergerak di sektor antar jemput seperti ojek online dan taksi online jadi yang paling dalam terkena dampaknya.
"Presentasenya 90 persen," kata Peneliti LD FEB UI Alfindra Primaldhi, Senin (3/8/2020).
Baca Juga: Grab & Gojek Bisa Dulang Cuan Gede, Tapi Bukan dari Layanan Utama
Baca Juga: Puji Tuhan, Mitra-mitra Go-Jek Dapat Kredit Bunga Ringan dari BRI
Ada sebanyak 44.462 mitra GoRide dan GoCar yang mengalami penurunan transaksi selama pandemi. Penurunan transaksi disebut mencapai 69 persen jika dibandingkan dengan jumlah transaksi sebelum pandemi.
Mitra GoFood pun mengalami hal sama. Sebanyak 76% dari 8.249 mitra GoFood mengaku mengalami penurunan transaksi akibat pandemi. Sebanyak 20% mitra GoFood mengaku pendapatannya tidak mengalami penurunan.
Dari sisi logistik, sebanyak 62% dari 1.142 mitra GoSend mengaku permintaan layanan menurun, sedangkan 14% mengaku tidak mengalami penurunan.
GoPay pun tak luput dari dampak ini. 85% dari 126 mitra GoPay mengaku jumlah transaksinya menurun selama pandemi. Sementara 8 persen mengaku meningkat.