Selasa 04 Aug 2020 16:26 WIB

Indonesia Diprediksi Pulih Lebih Cepat Dibanding Negara Lain

Indonesia perlu menyehatkan sisi permintaan untuk memulihkan ekonomi.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Friska Yolandha
Sejumlah calon penumpang mengantre menunggu bus transjakarta di Halte Harmoni, Jakarta, Senin (8/6). Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyebutkan, berdasarkan penelitian Mc Kinsey, perekonomian nasional akan pulih pada kuartal IV 2021.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Sejumlah calon penumpang mengantre menunggu bus transjakarta di Halte Harmoni, Jakarta, Senin (8/6). Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyebutkan, berdasarkan penelitian Mc Kinsey, perekonomian nasional akan pulih pada kuartal IV 2021.

EKBIS.CO,  JAKARTA -- Perekonomian Indonesia diprediksi pulih lebih cepat dibandingkan negara tetangga lainnya. Seperti diketahui, pandemi Covid-19 telah menghantam perekonomian di seluruh negara, tidak terkecuali di Asia Tenggara. 

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyebutkan, berdasarkan penelitian Mc Kinsey, perekonomian nasional akan pulih pada kuartal IV 2021. "Lebih cepat dibandingkan Malaysia yang diprediksi pulih pada 2022, Singapura pada 2023, Thailand pada 2022, dan Filipina pada 2022," ujarnya dalam Webinar Internasional pada Selasa (4/8).

Baca Juga

Ia pun optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa segera pulih. Apalagi, saat ini industri manufaktur pun mulai membaik. 

Terlihat dari Purchasing Manager's Index (PMI) Manufaktur Indonesia Juli 2020 yang berada pada angka 46,9 atau naik sekitar 8 poin dibandingkan Juni 2020 di level 39,1. Sebelumnya, pada Februari lalu atau sebelum pandemi, angka PMI Manufaktur Manufaktur Tanah Air mencapai posisi tertinggi di 51,9.

Agus mengatakan, jika ingin kembali ke level 51,9, Indonesia perlu menyehatkan sisi permintaan. "Tentu ini menjadi pekerjaan rumah bagi kita, walaupun memang tidak bisa dipungkiri, semua itu tergantung banyak hal," tuturnya.

Menperin menyampaikan, hal yang paling penting yakni bagaimana Indonesia dapat menyehatkan sisi permintaan pasar. Dengan begitu penyerapan terhadap berbagai produk industri manufaktur di Indonesia bisa terjadi.

Mulai pulihnya ekonomi Indonesia, kata dia, bisa dilihat pula dari membaiknya pertumbuhan investasi pada sektor industri. “Nilai investasi industri pada semester I 2020 mengalami kenaikan sebesar 24 persen dibandingkan periode sama tahun lalu, yakni dari Rp 104,6 triliun menjadi Rp 129,6 triliun,” sebutnya. 

Bahkan pada periode Januari sampai Juni 2020, industri pengolahan nonmigas masih konsisten menjadi sektor yang berkontribusi paling besar terhadap capaian nilai ekspor nasional. Total nilai pengapalan produk sektor manufaktur mampu menembus hingga 60,76 miliar dolar AS atau menyumbang 79,52 persen dari keseluruhan angka ekspor nasional yang mencapai 76,41 miliar dolar AS.

Yuk gabung diskusi sepak bola diĀ sini ...
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement