Rabu 05 Aug 2020 14:42 WIB

Kemendag: Peluang Bisnis Kopi Indonesia Masih Lebar

Pada 2018 hingga 2019, Indonesia merupakan produsen kopi terbesar keempat di dunia.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Nidia Zuraya
Seorang petani memanen kopi jenis Robusta di perkebunan kopi Desa Muncar, Gemawang, Temanggung, Jawa Tengah, Sabtu (25/7/2020).
Foto: Antara/Anis Efizudin
Seorang petani memanen kopi jenis Robusta di perkebunan kopi Desa Muncar, Gemawang, Temanggung, Jawa Tengah, Sabtu (25/7/2020).

EKBIS.CO, JAKARTA -- Kementerian Perdagangan (Kemendag) menyatakan, peluang bisnis kopi di Indonesia masih besar di tengah pandemi. Meski harga kopi nasional terus turun, terutama saat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan Covid-19 sebagai pandemi pada Maret lalu.

Berdasarkan data International Coffee Organization (ICO) pada 2018 hingga 2019, Indonesia merupakan produsen kopi terbesar keempat di dunia. Produksinya mencapai 565 ribu ton dan didominasi atau 70 persennya merupakan kopi jenis robusta.

Baca Juga

Kemudian kopi yang dikonsumsi di dalam negeri menembus 288 ribu ton. "Angka itu menempatkan Indonesia sebagai konsumen kopi tertinggi kedua di dunia setelah Brasil," ujar Dirjen Perundingan Perdagangan Internasional Kemendag sekaligus Ketua Dewan ICO periode 2019/2020 Iman Pambagyo dalam Webinar Kopi pada Rabu (5/8).

Ia melanjutkan, dari sisi ekspor, Indonesia merupakan eksportir biji kopi kesembilan di dunia atau memenuhi 2,9 persen kebutuhan global. Sementara sebagai eksportir kopi olahan, negeri ini menempati posisi kedua dunia atau memasok 8,7 persen kebutuhan global.

"Jadi Indonesia termasuk negara produsen dan konsumen kopi terbesar di dunia. Dalam 10 tahun yakni dari 2008 sampai 2018, produksi dan konsumsinya tumbuh sekitar 44 persen, sementara konsumsi per kapita periode 2018 sampai 2019 sebanyajb1,13 kilogram (kg) per tahun," jelas Iman.

Dirinya berharap, konsumsi kopi di Tanah Air bisa terus ditingkatkan. "Kemendag yakin di tengah tantangan sektor kopi, baik dalam konteks ICO dan pasar dunia, solusi terbaik yakni peningkatan konsumsi kopi," tutur dia.

Iman menyebutkan, ada beberapa strategi yang dilakukan pemerintah demi menjaga sektor kopi supaya bertahan dan berkelanjutan. Pertama perundingan perdagangan di berbagai forum, kedua meluncurkan e-learning Kudagang yakni pelatihan berbasis digital, dan ketiga promosi perdagangan serta perluasan ekspor.

Keempat, lanjutnya, menerapkan Sistem Resi Gudang (SRG) sebagai jaring pengaman. Kelima simplifikasi prosedur ekspor demi mutu dan ketelusuran, lalu keenam meluncurkan Digiku yakni platform digital kredit bagi Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), termasuk UMKM kopi.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement