EKBIS.CO, JAKARTA -- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) optimistis target inklusi keuangan sebesar 90 persen bisa tercapai di 2024 nanti. OJK saat ini terus berupaya menggenjot literasi keuangan di tengah masyarakat agar bisa mencapai target tersebut.
"Kita berupaya terus menerus menjalankan literasi untuk mendorong permintaan," kata Direktur Literasi dan Edukasi Keuangan (OJK), Horas VM Tarihoran dalam sebuah diskusi virtual, Kamis (6/8).
Dalam meningkatkan literasi, Horas menjelaskan, OJK menerapkan sejumlah pendekatan berdasarkan karakter dan kearifan lokal di daerah. Di kota-kota besar contohnya OJK lebih menggunakan pendekatan secara digital seperti lewat media sosial.
Berdasarkan data OJK, Horas menyebutkan, tingkat inklusi keuangan Indonesia di tahun 2019 baru mencapai 76 persen. Horas meyakini rendahnya tingkat inklusi tersebut lantaran banyak masyarakat yang masih terjebak dalam investasi bodong.
"Kalau kita lihat korban-korban investasi bodong nilai investasinya bisa triliunan, kalau masuk ke pasar yang benar kan inklusinya tinggi," tutur Horas.
Selain literasi, menurut Horas, penting juga mengembangkan produk-produk inklusi keuangan yang mudah dijangkau oleh masyarakat. Salah satunya yaitu memperkenalkan masyarakat dengan penggunaan fintech serta produk-produknya.
Horas mengatakan, OJK dan pemerintah sedang menggalakkan elektronifikasi dan digitalisasi bantuan pemerintah agar tidak diberikan secara tunai. OJK dan pemerintah juga mendorong masyarakat memanfaatkan produk-produk pembayaran digital yanh saat ini sudah banyak tersedia di masyarakat.