EKBIS.CO, JAKARTA -- Untuk memberdayakan panti sosial agar bisa lebih mandiri dan bangkit dari Covid-19, Pertamina mengucurkan bantuan modal usaha dan pelatihan senilai Rp 849,4 juta yang disalurkan kepada 7 panti sosial di wilayah Jakarta dan sekitarnya. Penyerahan bantuan dipusatkan di Panti Sosial Bina Netra, Rungu dan Wicara “Cahaya Batin”, yang merupakan binaan Dinas Sosial DKI Jakarta.
Penyerahan bantuan dilakukan VP CSR dan SMEPP Pertamina, Arya Dwi Paramita dan diterima Ketua Panti Sosial Cahaya Batin dan Ketua Panti Asuhan Nuruz Zahro. Setiap panti diberikan pelatihan usaha yang bervariasi sesuai dengan kebutuhan, minat dan orientasi usaha masing-masing panti. Dari mulai pelatihan menjahit, pelatihan membuat telur asin, pelatihan reparasi AC, pelatihan membuat batik celup, pelatihan organic farming, dan pelatihan fotografi.
Vice President Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman mengatakan pelatihan yang diberikan akan diikuti dengan praktek usaha serta bantuan perlengkapan pendukungnya hingga pendampingan yang total keseluruhan nilai bantuan mencapai Rp 849,4 juta dengan total peserta sebanyak 450 orang.
“Kami melihat potensi yang bisa dikembangkan dari anak didik panti. Mereka kami berikan modal dalam bentuk peningkatan skill dan keterampilan sesuai dengan minat dan bakat, sehingga diharapkan dari pelatihan-pelatihan ini dapat menciptakan jiwa usaha yang mandiri, terutama dalam kemandirian ekonomi,” ujar Fajriyah dalam siaran persnya, Selasa (11/8).
Pertamina, imbuh Fajriyah, menyiapkan instruktur yang sudah berpengalaman dan sekaligus sebagai praktisi bislnis, sehingga materi yang disampaikan lebih aplikatif. Pada saat yang sama, anak panti juga akan diajarkan bukan hanya keterampilan memproduksi, tetapi juga hingga ke teknik pemasaran baik offline maupun online.
Menurut Fajriyah, sebagai BUMN, Pertamina berkomitmen untuk mendukung SDGs (Sustainable Development Goals) di Bidang Pendidikan dan ISO 26000 serta menjadi motor penggerak dalam memberdayakan masyarakat agar bisa bangkit setelah menghadapi tantangan Covid-19.
“Pelatihan ini diharapkan dapat melahirkan pelaku usaha baru yang akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja, serta akan membantu meningkatkan kesejahteraan anak asuh panti,” kata Fajriyah.
Siti Maemunah, salah satu anak asuh di panti asuhan yang ikut serta dalam pelatihan menjahit menyatakan rasa senangnya bisa mendapat bantuan, pembinaan dan pendampingan dari Pertamina. “Saya senang belajar menjahit. Waktu menjahit sepulang sekolah sampai habis ashar. Saya bisa belajar menjahit lurus dan pola. Harapannya ke dapan semonga bisa belajar bisa buka butik dan menjadi pengusaha,” ujar siswa kelas 12 ini.
Hal senada dikemuakakn Nia Fitriyati, (27 tahun) yang telah 4 tahun menjadi anak panti sosial Panti Sosial Bina Netra, Rungu dan Wicara “Cahaya Batin”. Ia memiliki cita-cita menjadi pengusaha telur asin. Setiap hari ia menjual telur asin dengan omzet tertinggi mencapai Rp 500 ribu.
"Saya tidak akan selamanya di panti. Pada akhirnya saya harus keluar dari panti, dengan pelatihan ini keahlian saya semakin baik lagi. Modalnya saya akan gunakan untuk membuat telur asin lebih banyak lagi," ujarnya.