EKBIS.CO, WASHINGTON -- Indeks harga produsen (PPI) Amerika Serikat (AS) mengalami pertumbuhan positif 0,6 persen pada bulan lalu yang juga menjadi kenaikan terbesar sejak Oktober 2018. Tapi, tren keseluruhan inflasi tetap lemah di tengah lambatnya tanda-tanda pemulihan ekonomi akibat resesi Covid-19.
Lonjakan harga produsen yang dilaporkan oleh Departemen Tenaga Kerja pada Selasa (11/8) semakin mengurangi risiko deflasi atau penurunan harga pada barang-barang umum. Deflasi cenderung berbahaya selama resesi karena konsumen dan dunia usaha berpotensi menunda pembelian untuk mengantisipasi harga yang lebih rendah.
Secara keseluruhan, inflasi yang jinak seharusnya memungkinkan Federal Reserve mempertahankan kebijakan moneternya yang lebih longgar untuk menjaga perekonomian kembali sehat.
"Pejabat Fed tidak akan melihat alasan untuk waspada terhadap tekanan inflasi setelah harga produsen mengalami rebound moderat pada hari ini. Ada sedikit alasan juga bagi mereka untuk meredam kebijakan moneter yang sangat stimulatif," kata Kepala Ekonom di MUFG New York, Chris Rupkey, seperti dilansir Reuters, Selasa.
Kenaikan PPI Amerika bulan lalu didorong oleh lonjakan biaya manajemen portofolio dan kenaikan biaya bensin. Sebelumnya, pada Juni, indeks mengalami penurunan 0,2 persen. Dalam 12 bulan sampai dengan Juli, PPI masih mengalami penurunan 0,4 persen.
Kenaikan PPI melebihi ekspektasi para ekonom. Menurut survei Reuters yang mengumpulkan analisis para ekonom, PPI diperkirakan naik hanya 0,3 persen pada Juli dan turun 0,7 persen secara tahunan atau jika dibandingkan Juli 2019.
Dengan mengecualikan komponen makanan, energi dan jasa perdagangan yang mudah menguap, harga produsen naik 0,3 persen pada Juli, kenaikan serupa terjadi pada Juni. Dalam 12 bulan hingga Juli, PPI inti naik tipis 0,1 persen.
Indeks harga konsumsi pribadi (PCE) yang merupakan ukuran inflasi yang dilihat The Fed, naik 0,9 persen dibandingkan tahun lalu pada Juni. Data indeks PCE inti Juli akan dirilis akhir bulan ini.
Ada sedikit ruang bagi inflasi untuk kembali 'memanas' di tengah ekonomi yang terus terpukul akibat pandemi Covid-19. Sebuah laporan terpisah pada Selasa menunjukkan, kepercayaan bisnis kecil turun pada Juli seiring dengan pemilik usaha yang menahan ekspektasi ekonomi mereka selama enam bulan ke depan.
Bisnis kecil mencatat, tingkat penjualan seringkali menurun karena adanya pembatasan berusaha, persyaratan jarak sosial dan keinginan konsumen yang masih turun untuk keluar rumah dan berbaur dengan masyarakat lain.