EKBIS.CO, JAKARTA -- Perum Perumnas berencana melunasi Medium Term Notes (MTN) yang akan jatuh tempo pada November 2020 sebesar Rp 350 miliar. Pelunasan MTN ini menjadi prioritas Perumnas dalam waktu dekat.
"Kami sudah menyiapkan pembayaran MTN tersebut," ujar Direktur Utama Perum Perumnas, Budi Saddewa Soediro, di Jakarta, Sabtu (15/8). "Kami selalu berkomitmen melunasi setiap MTN yang jatuh tempo tanpa terkecuali, karena ini merupakan reputasi Perumnas di mata investor."
Berdasarkan data PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), Perum Perumnas memiliki medium term notes (MTN) XI 2019 seri A senilai Rp 150 miliar dan seri B senilai Rp 200 miliar. Kedua MTN akan jatuh tempo November 2020.
Budi mengakui pandemi Covid-19 memang memukul hampir semua sektor bisnis di Indonesia. Namun Perum Perumnas telah menyiapkan beragam strategi untuk tetap berkonstribusi bagi perekonomian Indonesia.
PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menaikkan peringkat korporasi Perumnas menjadi idBBB- dengan outlook atau prospek negative pada Mei lalu setelah Perumnas melunasi MTN 1/2017 seri A. "Perumnas tahun ini akan menggenjot kinerja di lebih dari 25 proyek dengan mayoritas memiliki konsep rumah tapak," ujar Budi.
Dari proyek-proyek itu setidaknya secara unit jual dapat mengantongi lebih dari 70 persen penjualan Perumnas yang telah ditargetkan. Perumnas, katanya, lebih berfokus pada proyek-proyek yang memiliki minat pasar yang tinggi dengan struktur biaya rendah. "Hal ini terdapat pada konsep rumah tapak dan kami agresif di sisi itu," ucapnya mengungkapkan.
Perumnas juga melakukan beragam efisiensi di internal perusahaan. Sementara di sisi penjualan Perumnas melakukan pendekatan secara kolektif dengan semakin gencar menangkap peluang pasar secara korporasi melalui metode bulksales dan club deal.
"Kemudian kami juga menjajaki kerja sama dengan BP Tapera untuk memperluas potensi pasar subsidi Perumnas. Karena setiap proyek Perumnas sekitar 20 persen dipastikan menghasilkan produk tipe subsidi, ini harus cepat terserap ke pasar," katanya menambahkan.
Untuk konsep penjualan dengan pendekatan kolektif, Perumnas melihat lebih efektif diterapkan. Sebagai contoh untuk kerja sama Perumnas dengan BPK pada konsep tersebut mampu mengantongi pesanan di sekitar 500 unit rumah untuk tipe rumah 36 dan 45 di salah satu proyek Perumnas yaitu Samesta Parayasa di Bogor.
Secara total kawasan, jumlah pesanan tersebut sudah menghabiskan seperempat dari total yang ditawarkan. "Inisiasi seperti inilah yang kami terus garap ke depannya," ujarnya menegaskan.
Selain itu, Budi menyebutkan, sebanyak Rp 650 miliar akan didapat Perumnas dari instrumen Penanaman Modal Negara (PMN). Dana sebesar itu akal digunakan untuk meningkatkan kapasitas BUMN properti ini melalui percepatan pembangunan proyek Perumnas dengan tujuan akhir mengurangi angka backlog di Tanah Air.