EKBIS.CO, LOMBOK TENGAH -- Sejumlah petani daerah irigasi di Kabupaten Lombok Tengah, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) mengikuti Sekolah Lapang (SL) di Desa Jelantik, Kecamatan Jonggat. Tujuan SL dalam 12 kali pertemuan, Agustus hingga November 2020, bertujuan mendukung ketahanan pangan dari komoditas jagung.
Kegiatan SL III yang difasilitasi Program Integrasi Partisipasi Pertanian dan Manajemen Irigasi atau Integrated Participatory Development and Management of Irrigation Project (IPDMIP) berlangsung di lahan kelompok tani (Poktan) Tongkak Onyak selama musim kemarau. Jumlah peserta SL III IPDMIP tersebut 25 petani terdiri atas 15 pria dan 10 wanita.
Penyuluh pusat di Kementerian Pertanian RI Yulia Tri Sedyowati selaku pendamping kegiatan penyuluhan pertanian NTB melaporkan materi SL disediakan oleh penyuluh dari Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Jonggat, mengusung semangat Gerakan Komando Strategis Pembangunan Pertanian (KostraTani).
"Materi SL tentang jarak tanam dan populasi tanam setelah kegiatan dibuka oleh pejabat terkait pada awal Agustus lalu. Materi berikutnya adalah pemupukan dan menguji unsur hara tanah untuk SL pertengahan Agustus," kata Yulia TS berdasarkan rilis yang diterima Republika, Sabtu (22/8).
Menurutnya, jagung merupakan komoditas utama pada daerah irigasi Bilekere di Desa Jelantik, Kecamatan Jonggat yang didukung IPDMIP. Program pemerintah yang fokus pada sistem irigasi, melalui penguatan peran Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) di tingkat Poktan.
"Tujuannya, mendorong pengelolaan irigasi secara integratif dan partisipatif, mewujudkan kedaulatan pangan nasional, untuk kemajuan sektor pertanian serta kesejahteraan petani," kata Yulia TS.
Pembelajaran SL menerapkan metode Pendidikan Orang Dewasa [POD/Andragogi]. Metode yang mengedepankan proses pelibatan peserta didik dewasa ke dalam struktur pengalaman belajar yang sistematis dan berkelanjutan. "Tujuannya, mencapai perubahan pada pengetahuan, sikap, nilai dan keterampilan petani."
Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo mengatakan bahwa pihaknya memberi perhatian serius pada IPDMIP. Sebab, tujuan utama IPDMIP, meningkatkan ketahanan pangan terutama saat ini, di tengah pandemi Covid-19 serta kesejahteraan petani.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi menegaskan IPDMIP berupaya meningkatkan nilai pertanian beririgasi secara berkelanjutan.
“Salah satu aspek terpenting pertanian, ketersediaan air. Lewat IPDMIP, produktivitas dan nilai pertanian akan ditingkatkan dengan cara irigasi berkelanjutan,” katanya.
Dedi Nursyamsi mengingatkan peningkatan produksi pangan lokal untuk mengantisipasi krisis pangan. Pandemi Covid-19 harus ditangkal dengan pemanfaatan pangan lokal yang dapat dimanfaatkan mengganti beras.
Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian (Pusluhtan BPPSDMP) Leli Nuryati mengatakan IPDMIP dilaksanakan pada 74 kabupaten di 16 Provinsi. Luas total area pertanian 875.249 hektar atau meliputi 778 daerah irigasi dan jaringan irigasi yang direhabilitasi seluas 330.037 hektar.