EKBIS.CO, MATARAM -- Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo bersama Gubernur Nusa Tenggara Barat Zulkieflimansyah, dan Bupati Lombok Tengah Moh. Suhaili Fadhil Thohir melakukan panen 1.000 ekor pedet. Pedet tersebut hasil inseminasi buatan di Desa Barabali, Lombok Tengah.
"Panen pedet tersebut merupakan upaya menggairahkan peternak dan para pihak terkait untuk terus bersinergi membangun peternakan yang maju, mandiri dan modern sehingga swasembada daging terwujud," kata Mentan Syahrul Yasin Limpodi Lombok Tengah, Sabtu (22/8).
Dia mengatakan, pihaknya bertekad memajukan peternakan Indonesia khususnya swasembada daging. Sehingga, secara bertahap dapat dipenuhi sendiri dan tidak lagi didatangkan dari negara lain.
Menurut Syahrul, NTB merupakan salah satu lokomotif budidaya sapi Indonesia. Sehingga peternakan di NTB, harus bergerak lebih kuat guna menopang menyediakan daging nasional secara mandiri.
"Sesuai arahan Bapak Presisen Jokowi bahwa kita harus bisa cukupi kebutuhan pangan dari produksi sendiri. Kita masih impor 280 ribu ton atau 1,2 juta ekor sapi per tahun. Masa harus beli dari luar, kenapa kita tidak produksi sendiri?," ujarnya.
Oleh karena itu, Mentan meminta, gubernur untuk menguatkan pertanian NTB dengan menyiapkan program 1.000 desa sapi, 1 desanya 200 ekor sapi.
"Kita kembangkan sapi limosin dan brahman, tak terkecuali sapi lokal juga," ujarnya.
Dia menambahkan, panen pedet ini merupakan hasil IB program Sapi Kerbau Komoditas Andalan Negeri (Sikomandan) dalam rangka percepatan swasembada daging sehingga Indonesia ke depan dapat mandiri daging sapi.
Oleh karena itu, Syahrul menjelaskan, panen pedet ini untuk memastikan potensi peternakan sapi di NTB sebagai kekuatan nasional. Sehingga, peningkatan penyediaan daging melalui program Sikomandan berhasil diwujudkan.
Untuk itu, sapi di NTB akan dikembangkan lebih kuat ke depan. Sebab, Kementan punya konsepsi memajukan sapi di seluruh Indonesia, yakni program 1.000 desa sapi, salah satunya desa di NTB akan menjadi lokomotifnya.
"Bersama Pak Gubernur NTB, kebutuhan nasional terhadap daging sapi bisa dipasok dari NTB. Ini harus kita dorong serius karena sesuai dengan harapan Bapak Presiden agar ketersediaan pangan dilakukan secara mandiri," ucapnya.
Gubernur NTB Zulkieflimansyah mengapresiasi program prioritas Mentan Syahrul Yasin Limpo, yakni 1.000 desa sapi, di mana NTB khususnya Lombok Tengah menjadi salah satu lokomotifnya.
Menurut dia, program tersebut sangat menopang Lombok Tengah yang telah disematkan sebagai Top Priority Destination karena dengan berkembangnyabudidaya sapi dapat menambah keunikan destinasi.
Sebab, Kabupaten Lombok Tengah dengan Mandalikanya sebagai Top Top Priority Destination, sehingga bisa dipastikan Presiden Joko Widodo akan sering hadir di Lombok Tengah. Tentunya nanti bisa sekalian melihat perkembangan budidaya sapi.
"Program 1.000 desa sapi sangat tepat untuk mengoptimalkan lahan-lahan tidur di NTB. Seluruh desa yang ada di Pulau Lombok dan Sumbawa siap mengembangkan program ini," ujar Zulkieflimansyah.
Program Sikomandan telah melakukan IB sebanyak 2.318.136 akseptor, bunting 1.359.094 ekor dan kelahiran sebanyak 1.394.446 ekor di seluruh Indonesia hingga 27 Juli 2020.
Dengan keberhasilan tersebut terjadi lompatan populasi sapi/kerbau yang cukup signifikan selama lima tahun terakhir, yaitu sebesar 3,37 juta ekor, sehingga populasi saat ini berjumlah 18,82 juta ekor.
Dalam panen pedet tersebut, Mentan Syahrul Yasin Limpo memberikan bantuan sektor peternakan untuk NTB sebesar Rp10,85 miliar, dan khusus Kabupaten Lombok Tengah sebesar Rp1,79 miliar.
Bantuan untuk NTB tersebut berupa berupa bibit itik 10 ribu ekor, sapi potong 140 ekor, kambing 225 ekor ayam lokal 4.000 ekor, optimalisasi reproduksi sebanyak 126.993 akseptor.
Selain itu menyerahkan juga fasilitas KUR BRI sebesar Rp 178,48 miliar, polis asuransi ternak sapi kerbau NTB sebanyak 1.669 ekor, klaim asuransi ternak sapi kerbau Rp 1,67 miliar.