EKBIS.CO, BANDUNG -- Sektor pertanian di Indonesia sudah memasuki era 4.0, atau era digitalisasi. Era dimana semua sektor sudah terkena sentuhan digital. Agar tidak tertinggal, para penyuluh diimbau untuk menguasai teknologi digital.
Menurut Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, salah satu permasalahan yang dihadapi Indonesia adalah data. Karena banyak data yang tidak akurat. Oleh karena itu, mantan Wali Kota Bandung ini meminta penyuluh untuk melek digital.
“Buat penyuluh yang belum punya skill digital, harus belajar nanti kita siapkan modul, jadi jangan ada penyuluh yang gaptek. Karena jika tidak dilakukan generasi tua, maka generasi muda yang akan menjalankan itu,” kata Ridwan Kamil dalam sesi tanya jawab saat launching gerakan Komando Strategis Pembangunan Pertanian (Kostratani) di Bandung, Jawa Barat, Jumat (28/8).
Ridwan Kamil mengatakan, dalam pembangunan ketahanan pangan di Jawa Barat, salah satu penekannya adalah visi digital.
“Ada visi digital dalam program ketahanan pangan yang kita bangun di Jawa Barat. Baik untuk produksi, distribusi ataupun logistik. Dan di gudang desa, ada datanya juga. Data yang diisi seputar pertanian. Hal ini bisa dijalankan karena kita hidup dengan digital. Untuk inovasi teknologi misalnya, Kita juga coba kembangkan bagaimana caranya bisa melakukan pertanian tanpa mengandalkan air hujan,” tutur Ridwan Kamil.
Lewat digitalisasi itu, Ridwan Kamil bahkan mengajak para generasi muda Jawa Barat untuk membangun desa.
“Itulah semangat dari kami, dimana pertanian akan menjadi komoditas nomor satu. Kita mengajak anak-anak untuk tinggal di desa, tidak perlu ke kota. Kita ajak mereka tinggal di desa, dengan rejeki kota, namun bisnis mendunia. Jangan ada anggapan desa tidak memiliki harapan. Sekarang semua bisa dilakukan asal ada IT. Maka kita menyiapkan program ribuan wifi gratis untuk desa yang akan dianggarkan tahun depan untuk mendukung pertanian,” katanya.
Ridwan Kamil mengatakan program Desa Digital yang dijalankan di Jawa Barat sudah mendapatkan apresiasi dunia. Program ini dihargai dinobatkan sebagai yang terbaik di Asia Pasifik untuk kategori inovasi terobosan terbaik.
“Jadi, tidak ada alasan Jawa Barat tidak juara,” katanya.
Apresiasi disampaikan Kepala BPPSDMP Kementerian Pertanian Dedi Nursyamsi. Menurutnya, Jawa Barat sudah jauh lebih digital.
“Jawa Barat luar biasa, bahkan sudah menjalankan desa digital sebelum era 4.0. Kita berharap langkah ini bisa diikuti oleh daerah lain. Bahwa ada semangat untuk memajukan pertanian lewat digitalisasi,” katanya.
Dedi Nursyamsi mengatakan, pemanfaatan teknologi 4.0 dan inovasi teknologi harus diterapkan di pertanian.
“Karena inovasi teknologi bisa mengatasi masalah ruang dan waktu, bisa meningkatkan efisiensi penyuluh. Dan tentunya turut meningkatkan kemampuan SDM. Hal ini penting, karena SDM adalah pengungkit nomor satu untuk meningkatkan produktivitas pertanian,” katanya.
Sesuai arahan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) yang menegaskan era digitalisasi sudah tdak bisa lagi dihindari.
“Bahkan, proses digitalisasi berjalan dengan sangat cepat saat pandemi Covid-19. Kita semua dipaksa lebih digital. Mau tidak mau kita harus mengikutinya, kita harus menerapkan digital untuk pertanian,” katanya.