EKBIS.CO, JAKARTA -- Pemerintah melalui Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menganggarkan cadangan fiskal sebesar Rp 60 triliun untuk tahun anggaran 2021. Nilai ini naik 500 persen dibandingkan cadangan yang disiapkan pada tahun ini, yakni Rp 10 triliun.
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, besarnya cadangan fiskal pada tahun depan didasari atas ketidakpastian situasi ekonomi yang masih tinggi akibat krisis kesehatan. Belanja pemerintah mungkin saja meningkat ataupun adanya potensi tidak tercapainya pendapatan yang sudah ditargetkan.
"Karena ketidakpastian tersebut, kalau bisa diantisipasi," ujarnya dalam Rapat Kerja dengan Komisi XI DPR di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (2/9).
Sri menjelaskan, situasi tahun depan yang masih tidak pasti sudah diantisipasi pemerintah melalui pelebaran defisit. Semula, dalam pembahasan Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-pokok Kebijakan Fiskal Tahun Anggaran 2021, pemerintah memperkirakan defisit tahun 2021 berada dalam rentang 4,5 sampai 4,7 persen. Tapi, rentang tersebut kembali ditingkatkan menjadi 5,5 persen yang kini sudah tercantum dalam Nota Keuangan Rancangan APBN 2021.
Sementara itu, Anggota Komisi XI DPR Fraksi PDIP Dolfie OFP menilai, cadangan fiskal sebesar Rp 60 triliun tersebut masih terlalu kecil di tengah ketidakpastian situasi tahun depan. Ia meminta agar cadangan tersebut ditambah. "Sehingga pemerintah punya ruang antisipasi yang lebih luas dan fleksibel," ucapnya.
Di sisi lain, Dolfie meminta pemerintah mempertimbangkan kembali belanja barang kementerian/ lembaga yang mengalami kenaikan Rp 84 triliun pada tahun depan. Menurutnya, kebijakan ini akan membuang energi dan fokus pemerintah mengingat aktivitas pemerintahan diperkirakan masih akan terhambat seiring pembatasan mobilitas.