Rabu 02 Sep 2020 21:51 WIB

Ekonom Indef Kritisi Utang untuk Penanganan Covid-19

Utang tahun ini dinilai terlalu besar tetapi anggaran untuk kesehatan kecil

Red: Nur Aini
Didik J Rachbini
Foto: Musiron/Republika
Didik J Rachbini

EKBIS.CO, JAKARTA -- Ekonom senior Indef Didik J Rachbini mengkritisi kebijakan utang untuk penanganan Covid-19 yang sangat besar, tetapi anggaran untuk kesehatan dalam skema Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) tahun ini hanya mencapai Rp 87,5 triliun dan RAPBN 2021 turun menjadi  Rp25 triliun.

“Utang Rp 1.439 triliun itu utang ugal-ugalan, itu terlalu banyak dan untuk Covid cuma Rp 87 triliun dan tahun depan APBN mengusulkan hanya Rp 25 triliun,” katanya dalam diskusi daring Indef di Jakarta, Rabu (2/9).

Baca Juga

Menurut dia, faktor yang menentukan masa depan ekonomi adalah kebijakan terkait penanganan Covid-19 sehingga seharusnya anggaran kesehatan lebih besar.

Dalam pemaparannya, Didik mengungkapkan penyebaran Covid-19 di Indonesia per 31 Agustus 2020 masih tinggi dengan per hari mencapai 3.000 kasus.

“Pemerintah memperhatikan ekonomi lebih utama baik di anggaran dan lainnya,” imbuhnya

Saat krisis, kata dia, seharusnya juga lebih efisien melihat jumlah utang yang besar mencapai Rp 1.439 triliun tersebut. Ia menyebutkan pemerintah memiliki sisa anggaran yang besar dan bisa dialihkan untuk penanganan Covid-19 dan tanpa perlu utang.

Didik menuturkan, ketika menjadi staf khusus Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Chairul Tanjung tahun 2014, ada sisa anggaran sebesar Rp 250 triliun yang tidak terpakai dan diperkirakan saat ini mencapai Rp 300 triliun-Rp 400 triliun.

Sisa anggaran itu, kata dia, bisa diambil yang saat ini tanpa melalui proses di DPR. Cara lainnya, kata dia, dengan memotong anggaran kementerian mencapai 30-50 persen dan dialihkan untuk Covid-19.

“Itu harus terpotong, diambil kemudian dialihkan untuk Covid tanpa utang sebanyak sekarang,” katanya.

Pemerintah mengalokasikan pagu anggaran untuk penanganan Covid-19 dan PEN 2020 mencapai Rp 695,2 triliun, sebanyak Rp 87,5 triliun di antaranya untuk kesehatan.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati sebelumnya mengatakan, dalam RAPBN 2021, anggaran kesehatan di Kementerian Kesehatan Rp 84,3 triliun. Alokasi itu, kata dia, mencapai 6,2 persen dari APBN sehingga melebihi dari yang diamanatkan undang-undang mencapai lima persen dari APBN.

Alokasi dalam RAPBN 2021 sebesar Rp 84,3 triliun itu di luar biaya untuk penanganan Covid-19 dalam PEN mencapai Rp 25 triliun untuk kesehatan.

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement