EKBIS.CO, NEW DELHI – Amazon.com Inc telah menambahkan fitur asuransi hingga investasi emas ke menu layanan keuangannya di India. Langkah ini sebagai upaya perusahaan dalam memperluas basis pelanggan dan menarik lebih banyak pelanggan ke program loyalitas Prime di pasar India.
Ekspansi Amazon meningkatkan persaingannya dengan perusahaan teknologi finansial (tekfin) maupun perusahaan dengan investor asing lain yang berjuang untuk mendapatkan keuntungan di ceruk besar India. Diketahui, sebanyak 190 juta orang dewasa India masih tidak memiliki akses ke perbankan dan cenderung memilih uang tunai untuk bertransaksi sehari-hari.
Seperti dilansir di Reuters, Rabu (2/9), Amazon telah meluncurkan dompet digital Amazon Pay sejak 2016 untuk meningkatkan literasi pembayaran online. Sejak saat itu, Amazon memperkenalkan kartu kredit, mendaftar ke jaringan pembayaran yang didukung negara, dan memproses pembayaran tiket film hingga penerbangan serta tagihan telepon dan kebutuhan lain.
Pada Juli, Amazon mengenalkan fitur baru berupa pembayaran asuransi mobil. Bulan lalu, perusahaan juga menawarkan produk investasi emas. Kedua fitur ini menjadi yang pertama bagi Amazon.
Upaya ekspansi Amazon di India terbilang lebih signifikan dibandingkan di Amerika Serikat. Di Negeri Paman Sam, langkah Amazon untuk mengenalkan teknologi keuangannya sederhana. Hal ini dikarenakan langkah Amazon banyak terhalang keengganan para merchant (pedagang) untuk menggunakan layanan yang ditawarkan oleh pesaing ritel terbesar mereka.
Tapi, di India, Amazon lebih banyak menawarkan layanan keuangan. Khususnya untuk menarik banyak pelanggan ke paket Prime, paket premium tahunan dengan besaran biaya 13 dolar AS, yang menghadirkan streaming musik dan video lebih cepat. Di India sendiri, Amazon sudah memiliki lebih dari 100 juta pengguna terdaftar.
Target Amazon di India sangat tinggi. Direktur Amazon Pay di India, Mahendra Nerurkar, menjelaskan, perusahaan bercita-cita menjadikan Amazon Pay sebagai metode pembayaran pilihan negara. Saat ini, Amazon Pay telah diakses oleh 4 juta pedagang.
Pasar pembayaran digital India diperkirakan mengalami pertumbuhan dua kali lipat pada 2023 dibandingkan 2019, yakni menjadi 135 miliar dolar AS. Perkiraan ini merujuk pada studi perusahaan layanan jasa profesional PwC dan grup lobi india ASSOCHAM.
Larangan terhadap uang kertas bernilai tinggi pada akhir 2016 menjadi penyebab utama pertumbuhan pembayaran digital di India. Ekosistemnya sudah dipenuhi oleh banyak pelaku. Selain Amazon yang sudah bergabung dengan Google, ada PhonePe milik Walmart Inc dan Paytm, layanan yang didukung Softbank.
Padahal, menurut pengamat industri, margin keuntungan dalam bisnis pembayaran digital cenderung tipis. Paytm, misalnya, membukukan kerugian hingga ratusan juta dolar. Sementara itu, PhonePe memperkirakan, baru dapat menghasilkan keuntungan pada 2022.
Situasi itu yang membuat Amazon harus bergantung pada layanan seperti pinjaman dan asuransi. "Tampaknya, langkah Amazon selanjutnya adalah mendistribusikan dana yang diperdagangkan di bursa dan reksadana," kata Direktur Norwest Venture India, Niren Shah.