EKBIS.CO, BEIJING – Raksasa teknologi Cina, Baidu, sedang dalam pembicaraan dengan investor untuk mengumpulkan dana hingga 2 miliar dolar AS selama tiga tahun untuk perusahaan rintisan biotek. Startup ini akan menggunakan teknologi kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) untuk menemukan obat baru dan mendiagnosis penyakit.
Rencana ini disampaikan dua sumber yang tidak ingin disebutkan namanya. Tapi, keduanya tidak memiliki rincian lebih lanjut mengenai investasi karena diskusi masih berlangsung.
Seperti dilansir di Reuters, Rabu (9/9), rencana Baidu muncul saat terjadi peningkatan investasi di sektor kesehatan sejak wabah Covid-19 merebak. Banyak perusahaan memperluas lini usaha ke diagnosis online untuk mengisi celah yang kini ditinggalkan rumah sakit tersebut karena padatnya pasien Covid-19.
WeDoctor, yang didukung oleh Tencent, lini usaha kesehatan milik Alibaba dan Ping An Good Doctor telah bergabung dalam ekosistem ini. Mereka mengembangkan aplikasi yang menawarkan jasa diagnosis, pemberian resep, pemesanan janji temu, pengiriman obat satu jam hingga asuransi.
Tapi, perusahaan rintisan yang direncanakan Baidu akan berbeda. Mereka lebih fokus pada beberapa bidang, seperti penemuan dan pengembangan obat serta diagnosis tumor dini. Teknologi AI milik Baidu yang masif akan menjadi kekuatan untuk melakukan komputasi kompleks dalam menghasilkan inovasi biologis, menurut seorang narasumber.
Nama start up belum diputuskan. Tapi, Baidu sudah mengemukakan idenya sejak enam bulan lalu. Narasumber lainnya menyebutkan, pendiri dan pimpinan Baidu Robin Li telah terlibat dalam proyek ini secara pribadi. Sampai saat ini, Baidu menolak berkomentar.
Pada tahun ini, Baidu membuka sumber algoritma prediksi RNA LinearFold. Alat ini bertujuan mempercepat waktu prediksi struktur sekunder virus RNA, yang sangat penting untuk memahami virus dan mengembangkan vaksin.
Industri kesehatan, terutama bioteknologi, kini mendapatkan keuntungan di tengah perebutan vaksin Covid-19 dan upaya pemerintah memperbaiki sistem kesehatan tiap negara. Salah satu indikatornya terlihat dari Indeks Perawatan Kesehatan Hang Seng .HSHCI yang telah melonjak sekitar 40 persen selama lima bulan terakhir, melampaui Indeks Hang Seng. HIS yang naik lebih dari enam persen selama ini.