EKBIS.CO, BANDUNG--- PT Pos Indonesia (Persero) resmi memulai internalisasi budaya AKHLAK kepada seluruh Insan Pos. AKHLAK sendiri merupakan singkatan nilai-nilai. Yakni, Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif dan Kolaboratif. Nilai AKHLAK ini akan menjadi standar nilai perilaku yang menjadi pedoman budaya kerja di PT Pos. Hal ini, mewujudkan spirit BUMN Untuk Indonesia.
Pos Indonesia menyelenggarakan Launching Core Values AKHLAK, Senin (14/9). Launching tersebut dihadiri Deputy Bidang SDM, Teknologi dan Informasi Kementrian BUMN Alex Denni serta dihadiri melalui video conference oleh semua pejabat Kantor Pusat, Kantor Regional dan Kantor Unit Pelaksana Teknis, dan disaksikan oleh karyawan-karyawati Pos di seluruh Indonesia melalui live streaming youtube maupun Instagram Pos Indonesia.
Implementasi budaya AKHLAK sebagai nilai-nilai utama Budaya Perusahaan Pos Indonesia ini sebagaimana ditetapkan dalam Surat Edaran Menteri BUMN Nomor: SE 7/MBU/07/2020 tanggal 1 Juli 2020 tentang Nilai-Nilai Utama (Core Values) Sumber Daya Manusia Badan Usaha Milik Negara.
Menurut Direktur Utama PT Pos Indonesia (Persero) Gilarsi W Setijono, nilai-nilai utama AKHLAK yang perumusannya telah melalui proses kristalisasi nilai budaya yang telah ada di BUMN ini, selaras dengan kebutuhan transformasi budaya di BUMN. Ini, dibutuhkan untuk mewujudkan peran Badan Usaha Milik Negara sebagai mesin pertumbuhan ekonomi, akselerator kesejahteraan sosial (social welfare), penyedia lapangan kerja, dan penyedia talenta.
Core Values AKHLAK, kata dia, menjadi Nilai-Nilai Utama Budaya Perusahaan di Pos Indonesia yang harus diimplementasikan dalam perilaku kerja insan Pos pada semua level. Hal ini, akan selaras dengan strategi bisnis Pos Indonesia yang akan mendorong insan Pos Indonesia untuk berkinerja dengan lebih baik. ''Dengan selarasnya budaya kerja insan Pos Indonesia dengan strategi bisnis yang ditetapkan, diharapkan akan mampu mendorong bertumbuhnya bisnis Pos Indonesia untuk mewujudkan Pos Indonesia Juara,'' papar Gilarsi.
Menurut Gilarsi, kopetensi sumber daya manusia di Indonesia saat ini masih tertinggal dibandingkan negara lain. Yakni, dari 79 negara posisi kita ke 72. ''Kita posisi rendah. SDM key wordnya. Untuk mendorong bangsa ini kembali pada kejayaannya,'' katanya. Gilarsi berharap, AHKLAK ini bisa menjadi Budaya yang konsisten. Sehingga, menjadi standar prilaku untuk mencoba berlari dan mengejar ketertinggalan.
Sementara menurut Keynote Speaker, Deputy Bidang SDM, Teknologi dan Informasi Kementrian BUMN Alex Denni, global tren saat ini tak bisa dibendung lagi. Jadi yang bisa dilakukan adalah mengantisipasi. ''Pos juga bagian dari itu. Dulu, saya menunggu setiap saat saya tunggu Pos. Sekarang, angkutan darat dan laut juga ikut berkompetisi mengangkut cargo. Dan tanpa sadar bahkan Garuda berkompetisi dengan jasa marga saat masyarakat akan menempuh perjalanan,'' paparnya.
Menurutnya, dulu PT Pos juga tak punya kompetitor tapi sekarang jadi punya kompetitor. Karena perusahaan baru mulai bermunculan. ''Bagaimana fenomena dipublik company? Dulu 10 perusahaan terbesar hanya disi 2 perusahaan teknologi. Sekarang semua perusahaan sudah berbasis teknologi. Jadi, waspadai praktisi dan SDM ada ancaman job terutama untuk pekerjaan yang rutin, transaksional dan administratif gampang di ganti teknologi,'' ucapnya. Untuk perusahaan dalam negeri, kata dia, sebenarnya Indonesia memiliki sumber daya manusia sebagai bonus demografi. Yakni, jumlah penduduk banyak menghasilkan income. Diperkirakan, 70 persen dari generasi Indonesia adalah milenial.