Senin 14 Sep 2020 14:20 WIB

Pos Indonesia Budayakan AHLAK di Perusahaan

AKHLAK menjadi standar perilaku PT Pos mengejar ketertinggalan.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Fuji Pratiwi
Kantor Pos Indonesia di Kota Bandung, Jawa Barat (ilustrasi). PT Pos Indonesia (Persero) resmi memulai internalisasi budaya AKHLAK kepada seluruh insan Pos.
Foto: dok. Istimewa
Kantor Pos Indonesia di Kota Bandung, Jawa Barat (ilustrasi). PT Pos Indonesia (Persero) resmi memulai internalisasi budaya AKHLAK kepada seluruh insan Pos.

EKBIS.CO, BANDUNG -- PT Pos Indonesia (Persero) resmi memulai internalisasi budaya AKHLAK kepada seluruh insan Pos. AKHLAK sendiri merupakan singkatan nilai-nilai Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif. 

Nilai AKHLAK ini akan menjadi standar nilai perilaku yang menjadi pedoman budaya kerja di PT Pos. Hal ini mewujudkan spirit BUMN Untuk Indonesia. 

Baca Juga

PT Pos menyelenggarakan Launching Core Values AKHLAK di Kota Bandung, Jawa Barat pada Senin (14/9). Acara tersebut dihadiri Deputy Bidang SDM, Teknologi dan Informasi Kementrian BUMN Alex Denni.

Menurut Direktur Utama PT Pos Indonesia (Persero) Gilarsi W Setijono, nilai-nilai utama AKHLAK yang perumusannya telah melalui proses kristalisasi nilai budaya yang telah ada di BUMN ini, selaras dengan kebutuhan transformasi budaya di BUMN. Hal itu dibutuhkan untuk mewujudkan peran BUMN sebagai mesin pertumbuhan ekonomi, akselerator kesejahteraan sosial, penyedia lapangan kerja, dan penyedia talenta.

Core Values AKHLAK, kata Gilarsi, menjadi Nilai-Nilai Utama Budaya Perusahaan di PT Pos Indonesia yang harus diimplementasikan dalam perilaku kerja insan Pos pada semua level. Hal ini akan selaras dengan strategi bisnis PT Pos Indonesia yang akan mendorong insan Pos untuk berkinerja dengan lebih baik.

"Dengan selarasnya budaya kerja insan Pos dengan strategi bisnis yang ditetapkan, diharapkan akan mampu mendorong bertumbuhnya bisnis Pos untuk mewujudkan Pos Indonesia Juara," papar Gilarsi.

Menurut Gilarsi, kopetensi SDM di Indonesia saat ini masih tertinggal dibandingkan negara lain. Yakni, dari 79 negara posisi Indonesia ke 72. 

"Kita posisi rendah. SDM kuncinya untuk mendorong bangsa ini kembali pada kejayaannya," kata dia.

Gilarsi berharap, AHKLAK ini bisa menjadi budaya yang konsisten. Sehingga, menjadi standar prilaku untuk mencoba berlari dan mengejar ketertinggalan. "Harapannya tak hanya kosong. Kita konsetrasi memahami AHKLAK dan kita harus tetapkan standar prilaku," kata dia.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement