EKBIS.CO, TUBAN -- Semenjak memiliki mesin penggiling padi dan gudang beras, Gapoktan Tri Mulyo Tani di Tuban Jatim tidak lagi pusing ketika harus melewati panen raya. Hal itu karena lewat mesin dan gudang, Gapoktan dengan anggota kurang lebih 600 petani Widang di Desa Ngadirejo mampu mengolah dan memasarkan produk pertaniannnya.
Tak hanya itu, Gapoktan pun mampu menangkal praktik ijon rentenir saat musim tanam. dan menangkal upaya tengkulak mengatur harga gabah saat panen padi. Saat ini Gapoktan Tri Mulyo Tani (TMT) memiliki penggilingan padi didukung dua mesin pengering (dryer) plus gudang di lahan seluas 1.006 m2. Hasil panen diolah penggilingan gabah sekaligus produksi beras berkapasitas maksimal 36 ton per hari dengan kualitas beras medium dan premium.
Langkah Gapoktan TMT sesuai harapan Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo tentang pentingnya kemandirian di antaranya kepemilikan penggilingan padi oleh petani.
Kementerian Pertanian RI menginisiasi Program Komando Strategis Penggilingan Padi (KostraLing). Mentan Syahrul menilai selayaknya KostraLing berdampingan dengan Balai Penyuluhan Pertanian model Komando Strategis Pembangunan Pertanian (BPP KostraTani).
"Saat puncak panen raya, petani biasanya menghadapi jatuhnya harga gabah. Kendala itu harus diantisipasi pengendalian penyediaan beras agar tidak terjadi gejolak harga yang merugikan petani," kata Mentan Syahrul dialog virtual ´Mentan Sapa Petani dan Penyuluh´ (MSPP) Vol. 20 di Jakarta pekan lalu.
Menurut Mentan, tahun depan Kementan akan melakukan mekanisasi, khususnya penggilingan padi. Rencana teknis, KostraLing mendukung BPP KostraTani. "Dirjen terkait harap fasilitasi penyerapan gabah dengan KostraLing."
Syahrul mengharapkan panen raya tidak lagi menjadi momok bagi petani, maka penggilingan padi KostraLing berperan vital membeli gabah dari kelompok tani [Poktan] atau Gapoktan sesuai harga pembelian pemerintah [HPP] untuk disimpan atau digiling, dalam upaya menyediakan beras kualitas standar pada waktu yang tepat.
Kepala BPPSDMP Kementan Dedi Nursyamsi dalam rangkaian kunjungan kerja di Jatim inisiatif menyambangi penggilingan padi Gapoktan TMT di Desa Ngadirejo, Kecamatan Widang. Sebelumnya Dedi sempat menemui Bupati Tuban, Fathul Huda, Jumat (18/9).
Dedi Nursyamsi mengapresiasi capaian dan kemandirian Gapoktan TMT mengolah padi secara modern sehingga layak disebut petani maju, mandiri dan modern lantaran mampu menguasai on farm dan of farm (hulu ke hilir).
Dedi Nursyamsi selaku Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian-Kementerian Pertanian RI (BPPSDMP) mengakui salut pada komitmen Gapoktan TMT yang berani memanfaatkan dana Kredit Usaha Rakyat (KUR) karena menyadari manfaatnya bagi petani.
"Pengalaman mungkin belum banyak, tapi keberaniannya luar biasa. Kementan mendorong Gapoktan bermitra dengan pihak ketiga, termasuk yang masih perlu pecah kulit. Berarti dia butuh giling lagi untuk processing," kata Dedi saat mengunjungi penggilingan padi Gapoktan TMT, Jumat pekan lalu (18/9).
Turut mendampingi Kabadan SDM adalah Sekretaris BPPSDMP Siti Munifah dan sejumlah pejabat eselon tiga dan empat Pusluhtan BPPSDMP di antaranya Kabid Kelembagaan dan Ketenagaan Penyuluhan, I Wayan Ediana dan Kasubbid Kasubbid Kelembagaan Penyuluhan, Purnomojati Anggoroseto.
Penggilingan padi Gapoktan TMT diresmikan oleh Bupati Tuban Fathul Huda pada penghujung 2018, yang merupakan Program Hulu Hilir Agro Maritim Jatim. Langkah tersebut diakui Dedi Nursyamsi sebagai wujud komitmen Bupati Fathul Huda pada sektor pertanian.
“Di Tuban palawijanya bagus semua. Padi surplus 56 persen dan jagung 600 ribu ton, kaitannya dengan ketahanan pangan," kata Dedi Nursyamsi saat audiensi Bupati Tuban di kantornya pada hari yang sama.