Rabu 23 Sep 2020 16:05 WIB

Optimisme Sektor Properti Mulai Terlihat

Sektor properti memimpin penguatan dengan kenaikan 1,46 persen ke level 301,16.

Rep: Jeihan Kahfi Barlian (swa.co.id)/ Red: Jeihan Kahfi Barlian (swa.co.id)
Ilustrasi tiga proyek besar Pollux Properti: Meisterstadt di Batam, World Capital Tower di Jakarta, Pollux Chadstone di Cikarang. (dok. Pollux)
Ilustrasi tiga proyek besar Pollux Properti: Meisterstadt di Batam, World Capital Tower di Jakarta, Pollux Chadstone di Cikarang. (dok. Pollux)

Di tengah laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang terkoreksi cukup dalam yakni 1,26% di sesi I perdagangan Selasa lalu (15/9), sektor properti memimpin penguatan dengan kenaikan 1,46 persen ke level 301,16. Di sektor ini, salah satu saham berkapitalisasi pasar cukup besar telah berhasil melesat. Data perdagangan mencatat, saham PT Pollux Properti Indonesia Tbk (POLL) yang berhasil terbang tinggi. Tercatat saham POLL diperdagangkan di zona hijau dengan kenaikan ke level Rp 10.025

Kenaikan saham POLL sendiri bukan hanya terjadi pada hari ini, tercatat emiten properti ini sahamnya sudah melesat sejak Selasa (8/90) atau kenaikan selama 6 hari berturut-turut  yang mengerek kapitalisasi pasarnya menjadi Rp 75,70 triliun. Direktur Utama PT Pollux Indonesia, Tbk menyatakan bahwa kenaikan saham ini dipicu oleh rampungnya tiga proyek terbesar mereka.

“Rampungnya Pollux Chadstone Cikarang, Pollux Meisterstadt Batam, dan World Capital Tower Jakarta memicu kenaikan saham. Memang tidak main-main karena total luas proyek ini mencapai 750.000 meter persegi, dengan rincian 300.000 m2 di Chadstone Cikarang, 300.000 m2 di Meisterstadt Batam, dan 150.000 m2 di Jakarta,” ujar Suryo Atmanto, Direktur Utama PT Pollux Indonesia, Tbk di Jakarta (22/9).

Pollux memang menyasar daerah-daerah dengan potensi growth yang besar. Pollux diprediksi akan memiliki dan mengoperasikan mall, hotel, service apartment dan gedung perkantoran untuk mendapatkan recurring income yang menjanjikan setelah penyelesaian proyek tersebut. Komponen recurring income dan trading income yang tepat ini akan menjadi daya tarik untuk para investor.

“Selain di Karawang, kami telah merampungkan Mega Superblok Pollux Chadstone di Cikarang. Kalau Karawang adalah kota industri terbesar di Indonesia, Cikarang ini luar biasa juga, karena merupakan kawasan industri terbesar se-Asia Tenggara. Ditambah lagi Meisterstadt di Batam. Nantinya akan ada Pollux Habibie Financial Center & International Hotel yang memiliki tinggi hingga 350 meter sebagai ikon baru kota Batam sekaligus Indonesia. Tingginya hampir dua kali lipat dari Marina Bay Sands Singapura. Proyek ini dikerjakan dengan keluarga mendiang Presiden ke-3 RI, B.J Jusuf Habibie melalui Pollux Habibie International bersama dengan PT PP Tbk (PTPP)," ujarnya.

Adapun proyek properti milik PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) juga semakin diminati dan menjadi incaran generasi milenial dan juga kelas menengah sebagai pilihan tempat tinggal di kawasan penyangga Jakarta. Cendana Peak yang baru diluncurkan memperoleh sambutan luar biasa dengan kelebihan permintaan sebesar 2,2 kali lipat dari 327 unit rumah yang ditawarkan.

PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) menjalin kerjasama strategis dengan Mitbana Pte Ltd, yaitu perusahaan patungan Mitsubishi Corp dan Surbana Jurong Pte Ltd. Kerjasama ini bertujuan untuk membangun proyek transit-oriented development (TOD) lahan lebih dari 100 hektar berkonsep kota pintar di BSD City, Tangerang.

Selain karena developer membuat terobosan pada bisnis properti, kenaikan minat investasi properti ini juga bisa terjadi karena sentimen positif pasca pengembangan vaksin virus Corona. Dilansir dari National Geographics, sudah ada 8 jenis calon vaksin Covid-19 yang telah memasuki tahap III uji coba. Dalam prediksi beberapa ahli, diperkirakan vaksin dapat tersedia di tahun depan.

Anggota Komite Investasi BKPM Rizal Calvary Marimbo menyatakan bahwa 2014 hingga 2019, investasi properti tumbuh sebesar 176%. Saat ini, pertumbuhan investasi properti Indonesia teratas di ASEAN disusul Vietnam. Sebab itu, BKPM optimistis investasi properti akan mekar dan menanjak lagi ke depan. Apalagi pemerintah telah melakukan terobosan Inpres No 7/2019 tentang sentralisasi dan pelimpahan wewenang perizinan ke BKPM.

“Dulu, izin sangat lambat. Sebab izin-izin sektoral, investor berpetualang atau melalui berbagai kementerian. Investor sendirian. Sekarang dengan Inpres itu masuknya di BKPM keluar juga di BKPM,” tutur Rizal.

Editor : Eva Martha Rahayu

www.swa.co.id

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan swa.co.id. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab swa.co.id.
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement